Thursday, March 29, 2012

MACAN



MACAT’N.....sebagian daerah menyebutnya dengan nama Remaung, Kung dan masih banyak lagi namanya.
Suara yang menakutkan itu sekarang tidak pernah lagi terdengar di kampung kampung, mungkin sudah hilang bersama lenyapnya pohon pohon besar dan mulai tercemarnya sungai sungai di daerah ini...
Tahun 1982 saat itu saya masih berumur 6 tahun, ingat ingat lupa waktu pertama pindah dari kampung lama di aliran sungai Semong ( Kampung Semaong ) ke Ensalang, waktu itu Rumah di Ensalang masih sangat sedikit dan berjauhan tempat, suatu malam dirumah kami yang “Baru” hanya ada saya adik saya yang dua tahun lebih muda dari saya dan Ibu tercinta,... hujan lebat bukan main, saat itu Ayah saya pergi ke sanggau untuk mengikuti pelatihan dengan mengengkol sepeda, tidak jauh sekitar 100 meter dari Rumah kami suara KUNG KUNG KUNG sangat keras terdengar bahkan lebih tepat disebut menakutkan, suara itu berasal dari sebuah pohon tengkawang yang sangat besar, adik ku menangis terus waktu itu, saya menolong ibu untuk menahan pintu rumah kami yang pada saat itu hanya di tutup dengan sehelai tikar “ NASS” ( tikar yang dianyam dari daun ), aku akirnya juga ikut menangis setelah ku sadar bahwa ibuku pada saat itu juga menangis,... dengan penuh tanggung jawab ibu ku menghidupkan api menggunakan kayu bakar,... setelah menyala beliau melemparkan nya keluar rumah ke arah suara itu,....
Suara mahluk mistis itu tidak kunjung berhenti, malah dinding rumah kami mendapat lemparan balasan “ mungkin dari Mahluk tersebut”.... akirnya entah mendapat keberanian dari mana ibuku mengambil lagi sebatang kayu bakar yang masih menyala “ LUTAN” . jika tadi ibu hanya melemparkannya dari jendela,... kali ini beliau turun ke tanah dan dengan “ BEMPATAO” Berdoa... beliau melemparkan kembali lutan api tersebut ke arah pohon tengkawang tersebut,.... dan mungkin berkat dari PETARA..... meski hujan terus mengguyur, Mahluk mistis itu tidak lagi berbunyi.....
Ibuku sering bercerita, meskipun harus ku pancing dulu, karena menurut beliau dia tidak mau mengingat hal apapun yang berkaitan dengan “Misteri”.... menurutku Ibu ku mungkin Trauma, namun begitu banyak kisah yang beliau tuturkan, bahkan tentang Penunggu Jembatan Semaong.. dan yang paling berkesan bagiku adalah kisah beliau tentang aku yang terlahir seperti Buah Kundur, tidak bernafas sekitar 10 menit... dan tentang lampu strongkeng yang mendadak padam seperti disiram air waktu pulang dari kampung ensalang ke semaong ( waktu itu kami masih tinggal di semaong) tepatnya di “Tongah Tinting”
Kembali kepada Macan, setelah SMA kami masih sering mendengar suara misterius itu, bahkan beberapa orang Tua pergi ke hutan mereka membawa Pohon Bemban.. seorang Bibi yang sekarang telah meninggal pernah demam 1 minggu karena mendengar suara tersebut tepat diatas kepala nya saat memungut buah tengkawang, beliau mengatakan saat berbunyi tanah terasa bergetar... dan setelah di panggil semangat barulah bibi sembuh....
Entah seperti apa sesungguhnya mahluk tersebut Biarlah tetap menjadi Misteri yang Abadi, yang jelas suara itu tidak lagi terdengar sejak Menipisnya Hutan

APAKAH KALIMANTAN ITU...?

Sejarah Kalimantan menggambarkan perjalanan sejarah Pulau Kalimantan dimulai sejak zaman prasejarah ketika manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan pada tahun 8000 SM hingga sekarang.[rujukan?]
1. Zaman prasejarah
Bangsa Austronesia memasuki pulau ini dari arah utara kemudian mendirikan pemukiman komunal rumah panjang. Peperangan antar-klan menyebabkan pemukiman yang selalu berpindah-pindah. Adat pengayauan yang dibawa dari Formosa (Taiwan) dan kepercayaan menghormati leluhur dengan tradisi kuburan tempayan merupakan ciri umum kebiasaan penduduknya. Pulau Kalimantan ini dikenal di seluruh dunia dengan nama Borneo yaitu sejak abad ke-15 M. Nama Borneo itu berasal dari nama pohon Borneol (bahasa Latin: Dryobalanops camphora)yang mengandung (C10H17.OH) terpetin, bahan untuk antiseptik atau dipergunakan untuk minyak wangi dan kamper, kayu kamper yang banyak tumbuh di Kalimantan,[1][2] kemudian oleh para pedagang dari Eropa disebut pulau Borneo atau pulau penghasil borneol, Kerajaan Brunei yang ketika datangnya bangsa Eropa ke wilayah Nusantara ini nama Brunei itu dipelatkan oleh lidah mereka menjadi "Borneo"[rujukan?] dan selanjutnya nama Borneo ini meluas ke seluruh dunia. Nama Pulau ini di identikkan dengan nama Kerajaan Brunei[3] saat itu (Yaitu oleh para pedagang Arab, Eropa serta China) karena Kerajaan Brunei pada masa itu merupakan kerajaan yang terbesar di pulau ini, sehingga para pedagang dari seluruh penjuru dunia yang akan berkunjung ke Pulau ini yang ditujunya meraka adalah Kerajaan terbesar dipulau ini saat itu yaitu Kerajaan Brunei, sehingga pulau ini kemudian disebut Pulau Brunei yang oleh pedagang Eropa kemudian di pelatkan menjadi "Borneo". Nama Kalimantan dipakai di Kesultanan Banjar kemudian oleh pemerintah Republik Indonesia dipakai sebagai nama Provinsi Kalimantan.

8000 SM : Migrasi manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan.
2500 SM : Migrasi nenek moyang suku Dayak dari Formosa (Taiwan) ke Kalimantan membawa tradisi ngayau.
1500 SM : Migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau Kalimantan.
2. Zaman Pengaruh India (Agama Hindu)
Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Para pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu yang telah mendapat pengaruh budaya India memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan untuk memenuhi permintaan pasar. Lokasi pertambangan emas berkembang menjadi pemukiman sehingga diperlukan adanya suatu kepemimpinan. Pengaruh India ditandai munculnya kerajaan tahap awal dengan pemakaian gelar Maharaja bagi pemimpin suatu kekerabatan (bubuhan) dan sekelompok orang lainnya yang bergabung dalam kepemimpinannya dalam kesatuan wilayah wanua (distrik), yang saling berseberangan dengan wanua-wanua tetangganya yang dihuni keluarga lainnya dengan dikepalai tetuanya sendiri. Gelar India Selatan warman (yang melindungi) dilekatkan pada penguasa wanua tersebut, yang kemudian memaksa wanua-wanua tetangganya membayar upeti berupa emas dan hasil alam yang laku diekspor. Klan-klan (bubuhan) mulai disatukan oleh suatu kekuatan politik yang memusat menjadi sebuah mandala (kerajaan) yang sebenarnya bukan tradisi Austronesia. Kerajaan awal ini sudah merupakan campuran ras yang datang dari beberapa daerah, tetapi di pedalaman bangsa Austronesia masih hidup dalam komunitas rumah panjang yang mandiri dan terpisah serta saling berperang untuk berburu kepala.

242-226 SM : Candi Agung di kota Amuntai didirikan, merupakan situs kerajaan pertama. Pada tahun 1996, telah dilakukan pengujian C-14 terhadap sampel arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM (Kusmartono dan Widianto, 1998:19-20).
200 : Penduduk Nusa Kencana migrasi ke pulau Bawean selanjutnya ke pulau Jawa, sebagian melanjutkan perjalanan ke pulau Pawinian (Karimun Jawa) menuju Sumatera.
400 : Pendatang India meng-hindu-kan raja dari Kerajaan Kutai sehingga terbentuklah kerajaan Hindu pertama di Nusantara. Prasasti Yupa dan Lesong Batu oleh Raja Mulawarman menandai zaman sejarah.
525 : Suku Melayu yang sudah mendapat pengaruh India memperkenalkan sistem kerajaan kepada bangsa Austronesia di lembah sungai Tabalong yaitu suku Maanyan dan suku Bukit sehingga berdirinya Kerajaan Tanjungpuri/Kerajaan Nan Sarunai berpusat di Tanjung.
600 : Sebagian Proto Suku Dayak Maanyan bermigrasi ke Madagaskar.
3. Zaman Pengaruh Sriwijaya dan Awal Kedatangan Islam
700 : Pengaruh Kerajaan Melayu dan Sriwijaya ditandai penemuan patung Buddha Dipamkara dan batu bertulis aksara Pallawa "siddha" dari abad ke-7 di sungai Amas, Kalimantan Selatan.
745 : Kedatangan Islam pertama kali di Nusantara ditandai penemuan Batu Nisan Sandai di Sandai, Ketapang wilayah Kerajaan Tanjungpura bertarikh 127 Hijriah (745 M).
1076: Kerajaan Bulungan berpusat di kawasan Bulungan sampai tahun 1156.
1156: Pusat Kerajaan Bulungan berpindah ke pesisir yakni, di kawasan sungai Kayan sampai 1216.
4. Zaman Pengaruh Singhasari dan Majapahit
Pengaruh Singhasari terutama pada Bakulapura di barat daya Kalimantan.

1292 : Ratu Sang Nata Pulang Pali I memerintah Kerajaan Landak, Kalimantan Barat.
1300 : Aji Batara Agung Dewa Sakti menjadi Raja Kutai Kartanegara I sampai tahun 1325. Ia mendirikan kerajaannya di Tepian Batu yang kini dinamakan Kutai Lama.
1325 : Aji Batara Agung Paduka Nira menjadi Raja Kutai Kartanegara II sampai tahun 1360.
1340 : Patih Gumantar memerintah di Kerajaan Mempawah.
5. Zaman Kekuasaan Majapahit dan Awal Kesultanan Islam
1360 : Aji Maharaja Sultan menjadi Raja Kutai Kartanegara III sampai tahun 1420. Walupun raja belum memeluk Islam, dari gelarnya menunjukkan sudah munculnya pengaruh Islam.
1362 : Nan Sarunai Usak Jawa, serangan yang terulang oleh Marajampahit (Majapahit) terhadap Kerajaan Nan Sarunai/Kerajaan Kuripan menyebabkan suku Bukit menyingkir ke pegunungan Meratus dan suku Maanyan menyingkir ke daerah yang ditempati suku Lawangan.
1365 : Nagarakretagama digubah oleh mpu PrapaƱca menyebutkan negeri-negeri di Nusa Tanjungnagara yang berada di bawah perlindungan Majapahit di bawah Patih Gajah Mada yaitu negeri-negeri Kapuas, Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kadandangan, Landa, Samadang, Tirem, Sedu, Barune, Kalka, Saludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjung Kutei dan Malano di pulau Tanjungpura.
1383 : Awang Alak Betatar bergelar Sang Aji menjadi Sultan Brunei I sampai tahun 1402.
1385 : Dara Juanti sebagai Raja Puteri di Kerajaan Sintang dilamar oleh Patih Logender yang berasal dari Majapahit.
1387 : Kerajaan Negara Dipa didirikan oleh Ampu Jatmika yang berasal dari Keling. Menurut Veerbek (1889:10) Keling, provinsi Majapahit di barat daya Kediri.
1394 : Kerajaan Tidung berpusat di Pimping bagian barat dan Tanah Kuning sampai tahun 1557
1400 : Baddit Dipattung, Raja Berau I dengan pusat pemerintahannya di Sungai Lati, Gunung Tabur, Berau.
1408 : Pateh Berbai menjadi Sultan Brunei II sampai tahun 1425.
1420 : Aji Raja Mandarsyah menjadi Sultan Kutai IV sampai tahun 1475. Islam datang di Kutai pada masa pemerintahannya dibawa oleh Tuan Tunggang Parangan.
1425 : Syarif Ali, seorang menantu Sultan Brunei yang berasal dari Mekkah dinobatkan sebagai Sultan Brunei III sampai tahun 1432.
1429 : Bhre Tanjungpura dijabat oleh Manggalawardhani Dyah Suragharini [= Putri Junjung Buih?] puteri dari Bhre Tumapel II (= abangnya Suhita) berkuasa sampai tahun 1464.
1431 : Kota Sukadana menjadi pusat Kerajaan Tanjungpura sampai dengan tahun 1724 sejak pemerintahan Pangeran Karang Tunjung (1431-1450).
1432 : Adipati Agong menjadi Sultan Brunei IV sampai tahun 1485.
1441 : Nisan dari batu andesit ditemukan di Keramat Tujuh, Kabupaten Ketapang bertuliskan huruf Arab bertarikh tahun 1363 Saka. Bentuk nisannya berasal dari abad terakhir Majapahit.
1472 : Raden Ismahayana gelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua menjadi Raja Landak sampai 1542.
1475 : Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya dari Paser dinobatkan menjadi Raja Kutai Kartanegara V sampai tahun 1545.
1478 : Maharaja Sari Kaburungan menjadi raja Kerajaan Negara Daha yang berpusat di Nagara. Islam datang pada masa pemerintahannya, karena seorang anaknya menikah dengan putri dari Sunan Giri.
1485 : Bolkiah menjadi Sultan Brunei V sampai tahun 1524.
1516 : Putri Petung menjadi Ratu Pasir sampai tahun 1567. Penguasa Pasir yang pertama ini berasal dari Kuripan (Negara Daha).
1524 : Abdul Kahar menjadi Sultan Brunei VI sampai tahun 1530.
24 September 1526 : Suriansyah, Sultan Banjar I memeluk Islam diperingati sebagai Hari Jadi Kota Banjarmasin. Kerajaan yang baru berdiri ini melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha atas dukungan Kesultanan Demak.[4]
1533 : Saiful Rizal menjadi Sultan Brunei VII sampai tahun 1581.
1538 : Kerajaan Tanjungpura dipimpin oleh Panembahan Baruh (1538-1550)
1545 : Aji Raja Mahkota Mulia Alam menjadi Raja Kutai Kartanegara VI sampai tahun 1610, raja pertama yang memeluk Islam.
1550 : Rahmatullah menjadi Sultan Banjar II sampai tahun 1570.
1557 : Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet memerintah Kerajaan Tidung sampai tahun 1571 berlokasi di kawasan Pamusian wilayah Tarakan Timur.
1567 : Raja Aji Mas Patih Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1607.
1570 : Hidayatullah I menjadi Sultan Banjar III sampai tahun 1595.
1571 : Amiril Pengiran Dipati I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1613.
1581 : Shah Brunei menjadi Sultan Brunei VIII sampai tahun 1582.
1582 : Muhammad Hasan menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1598.
1590 : Penguasa Kerajaan Tanjungpura memeluk Islam dengan memakai gelar Panembahan dan Giri, yaitu Panembahan Giri Kusuma dan mengubah nama kerajaan Hindu Tanjungpura menjadi Kesultanan Sukadana-Matan.
6. Zaman Pengaruh Awal VOC
1595 : Mustainbillah menjadi Sultan Banjar IV sampai tahun 1638.
1596 : Pedagang Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
1598 : Abdul Jalilul Akbar menjadi Sultan Brunei X sampai tahun 1659.
1599 : Sultan Brunei mengadakan perhubungan dengan Spanyol di Manila.
1600 : Anam Jaya Kesuma menjadi penguasa Kerajaan Landak.
1600 : Oliver van Noord, pedagang Belanda datang ke Brunei.
1600 : Abang Pencin alias Pangeran Agung yang memerintah tahun 1600 - 1643 adalah Raja Sintang yang pertama memmeluk Islam.
1604 : Kerajaan Matan/Sukadana mengikat perjanjian dengan Belanda (VOC) yang menimbulkan kemarahan Raja Mataram.
14 Februari 1606 : Ekspedisi Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, Karena perangainya yang buruk nahkoda ini terbunuh dalam suatu kericuhan
1607 : Raja Aji Mas Anom Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1644.
1607 : 17 Juli 1607 Ekspedisi VOC dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, semua ABK dibunuh sebagai pembalasan atas perampasan kapal jung Banjar di Banten tahun 1596.
1 Oktober 1609 : VOC melakukan pakta kerja sama dengan Ratu Sapudak dari Kerajaan Sambas.
1610 : Aji Dilanggar menjadi Sultan Kutai VII sampai tahun 1635.
1610 : Raja Kudung memerintah Kerajaan Landak yang berpusat di Pekana, Karangan.
1612 : Kompeni Belanda menembak hancur Banjar Lama ibukota Kesultanan Banjar, sehingga ibukotanya dipindahkan ke Martapura. Kongsi Perdagangan Inggris yang diketuai oleh Sir Hendry Middleton datang ke Brunei.
1613 : Amiril Pengiran Singa Laoet menjabat Raja Tidung sampai tahun 1650.
1615 : Pangeran Dipati Anta-Kasuma mendirikan Kerajaan Kotawaringin, pecahan wilayah Kesultanan Banjar paling barat yang berbatasan dengan Kesultanan Sukadana-Matan.
1622 : Giri Mustika (Raden Saradewa) menantu Pangeran Dipati Anta-Kasuma dinobatkan menjadi sultan Sukadana-Matan dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1622-1659). Kesultanan Mataram mengirim Tumenggung Bahurekso, Bupati Kendal menyerang Kesultanan Sukadana-Matan, serangan ini mengkhawatirkan kerajaan-kerajaan Kalimantan akan serangan Mataram.
1625 : Muhammad Ali menjadi Sultan Brunei XII sampai 1660.
1626 : Produksi lada Banjar sangat meningkat, sehingga VOC berusaha untuk memperoleh monopoli lada, dan berusaha menghilangkan kejadian tahun 1612 yaitu penyerbuan Belanda terhadap kesultanan Banjar. Belanda juga meminta maaf atas perbuatannya merampok kapal kesultanan Banjar dalam pelayaran perdagangan ke Brunei 4 Juli 1626. Perdagangan kesultanan Banjar diarahkan ke Cochin Cina (Veitnam) tidak ke Batavia.
1634: VOC mengirim 6 kapal dagang ke Banjarmasin dipimpin Gijsbert van Londensteijn, kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie Scop dan Steven Barentsz.[5]
1635 : 17 Juni 1635 Kapal Pearl Inggris tiba di Banjarmasin, Tewseling dan Gregory.
1635 : 4 September 1635 Sultan Banjar diwakili oleh Syahbandar Ratna Diraja Goja Babouw mengadakan kontrak dagang pertama di Betawi dengan Kompeni Belanda yang wakili oleh : Hendrik Brouwer, Antonio van Diemen, Jan van der Burgh, Steven Barentszoon. VOC juga membantu Banjar untuk menaklukan bagian timur Kalimantan (Pasir).
1635 : Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Sultan Kutai VIII sampai tahun 1650. Raja ini menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura.
1636 : Kesultanan Banjar mengklaim daerah sepanjang Kerajaan Sambas sampai Kesultanan Berau serta Karasikan sebagai wilayahnya karena saat itu Banjarmasin sudah memiliki kemampuan militer untuk menghadapi serangan dari Mataram.
1636: Pertama kali Belanda mulai berdiam di Banjarmasin ketika VOC mendirikan kantor dagang di Banjarmasin di bawah pimpinan Wollenbrant Gelijnsen.[5]
1638 : Inayatullah menjadi Sultan Banjar V sampai tahun 1645. Kesultanan Sukadana-Matan dan bawahannya Kerajaan Mempawah mengirim upeti kepada Kesultanan Banjar. Raja Muhammad Zainudin dari Kesultanan Matan memindahkan ibukota kerajaan dari sungai Matan ke negeri Indra Laya yang disebut Kerajaan Indra Laya.
1638 : Contract Craemer menolak permintaan Sultan Banjar untuk mengirimkan lada ke Makassar, pecahlah perang anti VOC sebanyak 108 orang Belanda, 21 orang Jepang dibunuh, dan loji VOC dibakar serta penghancuran terhadap kapal-kapal VOC di Banjarmasin.
1640 : Gubernur Jenderal VOC Antonio van Diemen memerintahkan agar permusuhan dengan Kesultanan Banjar dihentikan dan hanya menuntut 50.000 real sebagai ganti rugi kejadian tahun 1638.
1641 : Upeti yang terakhir dari Kesultanan Banjar dikirim ke Kesultanan Mataram, pengiriman upeti sempat terhenti sejak meninggalnya Sultan Demak terakhir.[5]
1644 : Raja Aji Anom Singa Maulana menjadi Raja Pasir sampai tahun 1667.
1645 : Saidullah menjadi Sultan Banjar VI sampai tahun 1660.
1650 : Aji Pangeran Dipati Agung ing Martapura menjadi Sultan Kutai IX sampai tahun 1665. Amiril Pengiran Maharajalila I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1695.
1659 : Muhammad Zainuddin I (Marhum Negeri Laya) memerintah Kesultanan Sukadana-Matan (1659-1724). Abdul Jalilul Jabbar menjadi Sultan Brunei XI sampai tahun 1660.
1660 : Rakyatullah menjadi Sultan Banjar VII sampai 1663, ia membuat perjanjian dengan VOC 18 Desember 1660. Abdul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673.
1661 : Abdul Hakkul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673. Utusan kesultanan Sukadana-Matan datang di Kesultanan Banjar untuk melaporkan bahwa Sukadana kembali menjadi daerah pegaruh dari Kesultanan Banjar semenjak sebelumnya pada tahun 1638.
1662 : Menurut Barra pada tahun 1662 hanya ada 12 jung orang Melayu, Inggris, Portugis mengangkut lada dan emas ke Makassar, sementara di Pelabuhan Banjarmasin dipenuhi lebih dari 1000 perahu layar, baik perdagangan interinsuler maupun perdagangan inter-kontinental.
1663 : Sultan Amrullah menjadi Sultan Banjar VIII, tetapi ia kemudian dikudeta oleh Sultan Agung menjadi Sultan Banjar IX sampai tahun 1679, dengan bantuan suku Biaju dan memindahkan ibukota ke Sungai Pangeran, Banjarmasin.
1665 : Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura menjadi Sultan Kutai X sampai tahun 1686.
1667 : Panembahan Sulaiman I menjadi Raja Pasir sampai tahun 1680.
21 Januari 1668 : Lamohang Daeng Mangkona mendirikan Kota Samarinda yang penduduknya dikenal sebagai orang Bugis Samarinda Seberang.
1670 : Sultan Muhammad Tajuddin dari Sambas memerintah sampai tahun 1708.
1672 : Sultan Nata Muhammad Syamsudin Sa’idul Khairiwaddien, sebagai Raja Sintang yang pertama memakai memakai gelar yang lebih tinggi Sultan, memerintah sampai tahun 1737.
1673 : Muhyiddin menjadi Sultan Brunei XIV sampai tahun 1690.
1675 : Muhammad Syafeiuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 16701675 - 1685.
1680 : Amirullah Bagus Kusuma naik tahta kembali menjadi Sultan Banjar X sampai tahun 1700. Panembahan Adam I menjadi Raja Pasir sampai tahun 1705. Raja Senggauk menjadi Raja Mempawah.
1686 : Ratu Agung, wanita pertama memimpin Kesultanan Kutai Kartanegara hingga tahun 1700.
18 Januari 1689 : Penyebar agama Katolik, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dari Goa, India.[6]
25 Juni 1689 : Kapal Portugis di bawah pimpinan Kapten Cotingo memasuki daerah Pulau Petak di kabupaten Kapuas dan menjalin hubungan dengan suku Dayak Ngaju.
1690 : Nassaruddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1705.
1695 : Amiril Pengiran Maharajalila II menjabat Raja Tidung sampai tahun 1731.
1699 : Pada bulan April, dua orang bangsa Inggris Henry Watson dan Captain Cotesworth diinstruksikan mendirikan factory/gudang di Banjarmasin.[7]
1700 : Hamidullah menjadi Sultan Banjar XI sampai tahun 1734. Aji Pangeran Dipati Tua menjadi Sultan Kutai Kartanegara XII yang sampai tahun 1710. Tahun 1700 terjadi perang antara Landak dan Matan,karena perebutan pewarisan intan kobi. Landak dibantu oleh Banten dan VOC, karena itu kemudian Banten menyatakan Landak dan Matan di bawah kuasa Kesultanan Banten.
1701 : Sesudah kekalahan orang-orang Banjar dalam Perang Inggris-Banjar I pada Oktober 1701, orang-orang Cina kehilangan tempat dan hak mereka dalam pasar lada. Karena sebagian besar tindakan raja Banjar diatur oleh Inggris sebagai pemenang perang, maka diperintahkanlah semua rakyatnya untuk menjual ladanya kepada orang-orang di bawah pengawasan Inggris, yang mendirikan tempat penjagaan yang terletak di muara sungai Barito.
1703 : Sultan Aji Muhammad Alamsyah menjadi Sultan Pasir I sampai tahun 1726, untuk pertama kalinya penguasa Pasir mengambil gelar yang lebih tinggi Sultan.
1705 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei (periode I) sampai tahun 1730.
1707 : Orang-orang Inggris diusir dari Banjar dalam Perang Inggris-Banjar II tahun 1707, sehingga orang-orang Cina dapat bebas kembali untuk mengadakan transaksi dengan para pedagang lada Banjar dan Biaju. Jumlah orang-orang Cina yang berkumpul di daerah Kesultanan Banjar makin hari makin besar terdiri atas pedagang-pedagang jung dan pedagang-pedagang menetap.
1708 : Umar Akamuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1732.
1710 : Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIII sampai tahun 1735.
1724 : Pemerintahan Kerajaan Matan/Sukadana oleh Sultan Ma’aziddin (1724-1762).
1726 : Sebagai menantu dari Sultan Pasir, La Madukelleng (Pahlawan Nasional) menjabat Raja Pasir sampai tahun 1736.
1730 : Muhammad Alauddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1745.
1731 : Wira Amir menjadi Sultan Bulungan I sampai tahun 1777. Amiril Pengiran Dipati II menjabat Raja Tidung sampai tahun 1765.
1732 : Abubakar Kamaluddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1762. Ibukota Kesultanan Kutai dipindah dari Kutai Lama ke Pemarangan.
1733 : Panglima perang dari La Madukelleng (Arung Singkang) menyerang Banjarmasin tetapi mengalami kegagalan.
1734 : Tamjidillah I menjadi Sultan Banjar XII sampai tahun 1759.
1735 : Aji Muhammad Idris menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIV sampai tahun 1778.
1736 : Sultan Sepuh I Alamsyah menjadi Sultan Pasir II sampai tahun 1766.
1740 : Panembahan Mempawah, Opu Daeng Manambung mendatangkan pekerja tambang dari daratan Cina.
1745 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1762 untuk kedua kalinya.
1747 : Kompeni Belanda mendirikan benteng di Pulau Tatas (Banjarmasin) merupakan permukiman Eropa pertama di Kalimantan hingga tahun 1810 kemudian ditinggalkan oleh Marshall Daendels sesuai perjanjian dengan Sultan Banjar.
1750 : Puana Dekke meminjam tanah kepada Tamjidullah I untuk mendirikan pemukiman di tenggara Kalsel yang kelak dikenal sebagai orang Bugis Pagatan.
7. Zaman Kekuasaan VOC
Orang-orang Italia merupakan orang Eropa pertama yang mengunjungi Kalimantan pada abad ke-14, kemudian disusul orang Spanyol, Inggris, dan Belanda. Kerajaan Sambas merupakan daerah pertama yang berada di bawah pengaruh Belanda semenjak kontrak dengan VOC yang dibuat oleh Ratu Sapudak (Raja Sambas) pada tanggal 1 Oktober 1609. Pada tanggal 4 September 1635, Kesultanan Banjar membuat kontrak perdagangan yang pertama dengan VOC dan VOC akan membantu Banjar menaklukan Paser. Sejak 1636, Banjarmasin berusaha menjadi pusat mandala bagi kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Kalbar, Kalteng, dan Kaltim. Hikayat Banjar mencatat adanya pengiriman upeti kepada Sultan Banjarmasin dari Sambas, Sukadana, Paser, Kutai, Berau, Karasikan (Buranun/Sulu), Sewa Agung (Sawakung), Bunyut dan negeri-negeri di Batang Lawai. Sukadana (dahulu bernama Tanjungpura) merupakan induk bagi kerajaan Tayan, Meliau, Sanggau dan Mempawah. Pada tahun 1638 di Banjarmasin terjadi tragedi pembantaian terhadap orang-orang Belanda dan Jepang sehingga Belanda mengirim ekspedisi penghukuman dan membuat ancaman terhadap Kesultanan Banjarmasin, Kerajaan Kotawaringin dan Kerajaan Sukadana. Tahun 1700 Sukadana (Matan) mengalami kekalahan dalam perang dengan Landak (vazal Banten). Landak dibantu Banten dan VOC, sehingga Banten mengklaim Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar) sebagai wilayahnya. Tahun 1756 VOC berusaha mendapatkan Lawai, Sintang dan Sanggau dari Banjarmasin. Daerah awal di Kalimantan yang diklaim milik VOC adalah wilayah sepanjang pantai dari Sukadana sampai Mempawah yang diberikan oleh Kesultanan Banten pada 26 Maret 1778. VOC sempat mendirikan pabrik di Sukadana dan Mempawah tetapi 14 tahun kemudian ditinggalkan karena tidak produktif (Sir Stamford Rafless, The History of Java). Pendirian Kesultanan Pontianak yang didukung VOC di muara sungai Landak semula diprotes Landak karena merupakan wilayahnya tetapi akhirnya mengendur karena tekanan VOC. Pada 13 Agustus 1787, Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC dan vazal-vazal Banjarmasin diserahkan kepada VOC meliputi Kaltim, Kalteng, sebagian Kalsel, dan pedalaman Kalbar, yang ditegaskan lagi dalam perjanjian 1826. Hindia Belanda kemudian membentuk Karesidenan Sambas dan Karesidenan Pontianak dengan diangkatnya raja-raja sebagai regent dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Belakangan Karesidenan Sambas dilebur ke dalam Karesidenan Pontianak beserta daerah pedalaman Kalbar menjadi Karesidenan Borneo Barat. Tahun 1860 Hindia Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar, kemudian terakhir wilayahnya menjadi bagian dari Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo.

1756 : Pada 20 Oktober 1756 Tamjidullah I membuat perjanjian dengan VOC berisi larangan berdagang lada dengan orang Cina, Inggris dan Prancis selanjutnya VOC akan membantu menaklukkan kembali daerah yang memisahkan diri seperti : Berau, Kutai, Paser, Sanggau, Sintang dan Lawai.
1759 : Muhammad Aliuddin Aminullah menjadi Sultan Banjar XIII sampai tahun 1761.
1761 : Susuhunan Nata Alam adalah Sultan Banjar XIV sampai tahun 1801, sebelumnya sebagai wali Putra Mahkota yang masih kecil.
1762 : Umar Akamuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1793. Di Brunei, Omar Ali Saifuddin I menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1795.
1765 : Amiril Pengiran Maharajadinda menjabat Raja Tidung sampai tahun 1782.
1766 : Sultan Ibrahim Alam Syah menjadi Sultan Pasir III sampai tahun 1786.
23 Oktober 1771 : Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie yang pada tahun 1778 direstui VOC-Belanda sebagai Sultan Pontianak I berkuasa sampai tahun 1808. Pendirian kerajaan baru di muara sungai Landak ini semula diprotes oleh Kerajaan Landak.
1772 : Sayyid Idrus Alaydrus, menantu Sultan Mahmud Badaruddin I dari Kesultanan Palembang diangkat VOC-Belanda menjadi Yang DiPertuan Kerajaan Kubu yang pertama, memerintah sampai tahun 1795.
1775 : La Pangewa, pemimpin orang Bugis-Pagatan direstui Sultan Tahmidullah II sebagai raja pertama Kerajaan Pagatan, setelah menggempur Pangeran Amir (Raja Kusan I) yang menyingkir hingga ke Kuala Biaju.
1777 : Republik Lanfang sebuah negara Hakka di Kalimantan Barat didirikan oleh Low Fang Pak sampai akhirnya dihancurkan oleh VOC-Belanda di tahun 1884.
1778 : Menurut akta tanggal 26 Maret 1778 Landak dan Sukadana diserahkan kepada Kompeni Belanda oleh Sultan Banten. Inilah wilayah yang mula-mula menjadi milik VOC.
1778 : Aji Muhammad Aliyeddin menjadi Sultan Kutai Kartanegara XIV sampai tahun 1780.
1780 : Aji Muhammad Muslihuddin menjadi Sultan Kutai Kartanegara XV sampai tahun 1816.
1782 : Amiril Pengiran Maharajalila III menjadi Raja Tidung sampai tahun 1817.
28 September 1782 : Pemindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara dari Pemarangan ke Tepian Pandan.
1785 : Pangeran Amir dibantu Arung Tarawe menyerang Tabaneo dengan pasukan 3000 orang Bugis-Paser berkekuatan 60 buah perahu untuk menuntut tahta Kesultanan Banjar dari Tahmidullah II.[8]
1786 : Ratu Agung menjadi Sultan Pasir II sampai tahun 1788.
14 Mei 1787 : Pangeran Amir ditangkap Kompeni Belanda, kemudian diasingkan ke Srilangka.
13 Agustus 1787 : Sultan Tahmidullah II menyerahkan kedaulatan Kesultanan Banjar kepada VOC menjadi daerah protektorat dengan Akte Penyerahan di depan Residen Walbeck, setelah VOC-Belanda berhasil menyingkirkan Pangeran Amir, rivalnya dalam perebutan tahta. Sebagian besar Kalimantan diserahkan menjadi properti perusahaan VOC.
1788 : Sultan Dipati Anom Alamsyah menjadi Sultan Pasir III sampai tahun 1799. Sultan ini menikahi Ratu Intan I yaitu Ratu dari Tjangtoeng dan Batoe Litjin.
1789 : Sultan Pontianak dengan dukungan Belanda melakukan serangan terhadap Panembahan Mempawah dengan tujuan merebut wilayah Panembahan Mempawah. Kongsi Lan Fong kemudian juga mengirimkan pasukannya membantu pasukan Sultan Pontianak. Panembahan Mempawah kalah kemudian Raja Panembahan Mempawah mengundurkan dirinya ke daerah Karangan dan kemudian menetap di sana.
1790 : Abubakar Tajuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1814.
1795 : Muhammad Tajuddin menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1807. Memerintahkan Khatib Haji Abdul Latif menuliskan Silsilah Raja-Raja Brunei serta memerintahkan supaya membuat rumah wakaf untuk jamaah haji Brunei di Mekkah.
1797 : Kedaulatan atas daerah Paser dan Pulau Laut diserahkan VOC kembali kepada Sultan Banjar, Tahmidullah II.
1799 : Sultan Sulaiman II Alamsyah menjadi Sultan Pasir IV sampai tahun 1811.
8. Zaman Hindia Belanda
1801 : Sulaiman Saidullah II menjadi Sultan Banjar XV sampai tahun 1825.
1806 : Muhammad Jamalul Alam I menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1807.
1806 : 11 Agustus 1806 Keraton Banjar berganti nama dari Bumi Kencana menjadi Bumi Selamat.
1807 : Muhammad Kanzul Alam menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1829.
1808 : Syarif Kasim Alkadrie menjadi Sultan Pontianak II sampai tahun 1819.
1810 : Sultan Alimuddin menjadi sultan pertama Kesultanan Sambaliung, pecahan Kesultanan Berau yang dibagi dua.
1811 : Sultan Ibrahim Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1815.
1812 : Alexander Hare menjadi Resident-commissioner bagi pemerintahan Inggris di Banjarmasin.[9]
1814 : Ratu Imanuddin memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Kotawaringin dari Kotawaringin Lama ke Pangkalan Bun.
1814 : Muhammad Ali Syafeiuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1828.
1815 : Sultan Mahmud Han Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1843.
1816 : Aji Muhammad Salehuddin menjadi Sultan Kutai XVI sampai tahun 1845.
1817 : Amiril Tadjoeddin menjabat Raja Tidung sampai tahun 1844.
1817 : 1 Januari 1817 Kontrak Persetujuan Karang Intan I antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Aernout van Boekholzt.
1819 : Syarif Osman Alkadrie menjadi Sultan Pontianak III sampai tahun 1855. Ia ditunjuk Pemerintah Hindia Belanda untuk memimpin Afdeeling Pontianak.
1820 : Zainul Abidin II bin Badruddin (1820 - 1834) menjadi Sultan Gunung Tabur I, pecahan dari Kesultanan Berau. Pangeran Musa menantu Sultan Sulaiman dari Banjar menjadi Raja Kusan II sampai tahun 1830.
1823 : 13 September 1823 : Kontrak Persetujuan Karang Intan II antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Mr. Tobias.
1825 : Adam Alwasikh Billah menjadi Sultan Banjar XVI sampai tahun 1857. Di Brunei, Muhammad Alam menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1828.
1825 : Bulan Juli 1825, Pangeran Aji Jawi, Raja Tanah Bumbu menjalin kontrak dengan Hindia Belanda.
1826 : Setelah serangan penaklukan keraton Banjar di Banjarmasin pada tahun 1826, Hindia Belanda telah membuat aturan daerah mana saja yang masih dikuasai Kesultanan Banjar dan menentukan pembagian wilayah-wilayah.
1828 : Usman Kamaluddin menjadi wali Sultan Sambas sampai tahun 1832.
1829 : Omar Ali Saifuddin II menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1852.
1830 : Pangeran M. Nafis bin Pangeran Musa menjadi Raja Kusan III sampai tahun 1840.
1832 : Umar Akamuddin III menjadi wali Sultan Sambas sampai tahun wafat 22 Desember 1846.
1835: Zending dari Jerman mulai bekerja di selatan Kalimantan.[10]
1837 : Berdirinya swapraja Kerajaan Matan berdiri dengan rajanya Panembahan Anom Kusuma Negara.
1840 : Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran M. Nafis menjadi Raja Kusan IV sampai tahun 1850.
24 September 1841 : James Brooke diangkat menjadi gubernur Sarawak
1841 : Pangeran Aji Jawi, Raja Tanah Bumbu mangkat. Pangeran Mangku Bumi menjadi Raja Sampanahan, Pangeran Muda Muhammad Arifbillah menjadi Raja Cengal, Manunggul, Bangkalaan, sedangkan Raja Aji Mandura sebagai Raja Cantung.
18 Agustus 1842 : James Brooke diberi gelar Rajah oleh Sultan Brunei. James Brooke menguasai wilayah Sarawak yang paling barat hingga kematiannya pada 1868.
1843 : Sultan Adam II Aji Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1853.
1844 : Amiril Pengiran Djamaloel Kiram menjabat Raja Tidung sampai tahun 1867.
11 Oktober 1844 : Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan yang diwakili oleh seorang Residen yang berkedudukan di Banjarmasin.
1845 : Swapraja Kerajaan Matan dipimpin oleh Panembahan Muhamamad Cabran dari tahun 1845-1908.
18 Maret 1845 : Kontrak dengan Hindia Belanda mengenai wilayah Kesultanan Banjar. Wilayah baru ini lebih kecil dibanding dengan sebelumnya, yaitu hanya daerah inti dari Kesultanan Banjar dan tidak mempunyai akses ke laut. Dan Belanda mengangkat gubernur bernama Weddik. [5]
1846 : Raja Aji Mandura, menggabungkan negeri Buntar-Laut dengan Kerajaan Cantung, sehingga ia menjadi Raja Cantung dan Buntar-Laut.
1846 : Abu Bakar Tadjuddin II menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1854. Masa pemerintahan Ratu Intan II, ratu dari Bangkalaan, Manoenggoel dan Tjingal.
28 September 1849 : Gubernur Jenderal J.J. Rochussen datang ke Pengaron di Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan tambang batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau Bentang Emas.
1850 : Pangeran Akhmad Hermansyah menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1865. Aji Muhammad Sulaiman menjadi Sultan Kutai XVIII sampai tahun 1899. Pangeran Jaya Sumitra menjadi Raja Pulau Laut I sampai tahun 1861.
1852 : Abdul Momin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1885.
8 Agustus 1852 : Tanpa persetujuan Sultan Adam, Pangeran Tamjidillah II diangkat menjadi Sultan Muda oleh Pemerintah Hindia Belanda merangkap Mangkubumi di Kesultanan Banjar. Hindia Belanda dan Tamjidilah II sudah membangun konsesus dalam mendapatkan tanah apanase di Pengaron sebagai wilayah pertambangan batu bara.
1853 : Pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Asisten Residen di Samarinda. Sultan Sepuh II Alamsyah menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1875.
1854 : Umar Kamaluddin menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1866.
1855 : Syarif Hamid Alkadrie menjadi Sultan Pontianak IV sampai tahun 1872.
9 Oktober 1856 : Hindia Belanda mengangkat Hidayatullah II sebagai Mangkubumi Banjar untuk meredam pergolakan di Kesultanan Banjar atas tersingkirnya Pangeran Hidayatullah yang didukung oleh kaum ulama dan bangsawan keraton serta telah mendapat wasiat dari Sultan Adam sebagai Sultan Banjar.
30 April 1856 : Pangeran Hidayatullah II menandatangani persetujuan pemberian konsesi tambang batu bara kepada Hindia Belanda karena pengangkatannya sebagai Mangkubumi Banjar.
1857 : Tamjidillah Alwasikh Billah diangkat Belanda menjadi Sultan Banjar XVII sampai tahun 1860 kemudian dimakzulkan dan dikirim Belanda ke Bogor.
11 November 1858 : Pertama kali meletusnya Perang Banjar, dipimpin Pangeran Antasari.
18 April 1859 : Penyerangan terhadap tambang Oranje Nassau dipimpin langsung oleh Pangeran Antasari dibantu oleh Pembekal Ali Akbar dan Mantri Temeng Yuda atas persetujuan Pangeran Hidayatulah II.
25 Juni 1859 : Hindia Belanda memakzulkan Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar sebagai hasil kesepakatan Mangkubumi Pangeran Hidayatullah II dan Kolonel Andresen untuk memulihkan keadaan. Dengan siasat menempatkan Pangeran Hidayatullah sebagai Sultan Banjar dan menurunkan Tamjidillah II karena Belanda menilai penyerangan tambang mereka berkaitan dengan kekuasaan di Kesultanan Banjar.
27 September 1859 : Belanda berhasil menduduki benteng pasukan Pangeran Antasari di Gunung Lawak.
5 Februari 1860 : Belanda mengumumkan bahwa jabatan Mangkubumi Pangeran Hidayat dihapuskan.[11]
11 Juni 1860 : Residen Belanda, I. N. Nieuwen Huyzen mengumumkan penghapusan kerajaan di seluruh Kalimantan, termasuk pemerintahan Kesultanan Banjar.
1860 : Pangeran Syarif Ali Alaydrus putera dari Syarif Idrus Alaydrus raja Kerajaan Kubu diangkat Belanda menjadi Raja Sabamban I
1861 : Pangeran Abdul Kadir menjadi Raja Pulau Laut II sampai tahun 1873.
14 Maret 1862 : Pangeran Antasari ditabalkan sebagai Panembahan (Sultan Banjar XVIII) oleh para kepala suku Dayak yang dipimpin oleh Kiai Yang Pati Jaya Raja, adipati (gubernur) wilayah Tanah Dusun, Kapuas dan Kahayan.
11 Oktober 1862 : Pangeran Antasari (Pahlawan Nasional) mangkat karena penyakit cacar.
1862 : Gusti Muhammad Seman menjadi Sultan Banjar XIX dalam pemerintahan Pagustian sampai gugur di tembak Belanda pada tahun 1905.
1863 : Suku Iban bermigrasi ke daerah hulu sungai Saribas dan sungai Rajang, dan menyerang suku Kayan di daerah hulu sungai-sungai dan terus maju ke utara dan ke timur. Perang dan serangan pengayauan menyebabkan suku-suku lain terusir dari lahannya.
27 Februari 1864 : eksekusi Demang Lehman di tiang gantungan di tanah lapang Martapura.
1865 : Pangeran Ratu Anom Kusuma Yudha menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1904.
16 Agustus 1866 : Muhammad Syafeiuddin II menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1924.
1867 : Datoe Maoelana/Ratoe Intan Doera menjabat Raja Tidung sampai tahun 1896.
1872 : Syarif Yusuf Alkadrie menjadi Sultan Pontianak V sampai tahun 1895.
1873 : Pangeran Berangta Kasuma menjadi Raja Pulau Laut III sampai tahun 1881.
1875 : Pangeran Aji Inggu putera Sultan Sepuh II Alamsyah menjadi Raja Pasir sampai tahun 1876.
1876 : Perang Sukadana dengan Pontianak, pelabuhan Sukadana akhirnya ditutup. Sultan Abdur Rahman Alamsyah (1876 - 1896) dinobatkan oleh rakyat menjadi Sultan Pasir di Benua dan Sultan Muhammad Ali (1876 - 1898) dinobatkan oleh Belanda menjadi Sultan Pasir di Muara Pasir.
1877 : Abdul Momin membuat perjanjian dengan Gustavus Baron de Over-back dan Alfred Dent mengenai penggadaian terhadap wilayah-wilayah Brunei di Sabah.
1881 : Sabah diambil alih oleh British North Borneo Company kemudian menjadi protektorat Britania Raya dengan masalah internal tetap diadministrasi oleh perusahaan tersebut tahun 1888. Pangeran Amir Husin Kasuma menjadi Raja Pulau Laut IV sampai tahun 1900.
1885 :Hashim Jalilul Alam Aqamaddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1906.
1894 : Pertemuan suku-suku Dayak di Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah untuk mengakhiri tradisi ngayau.
1895 : Pencatatan penduduk Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo terdiri : 598 orang Eropa, 4.525 orang China, 1.534 orang Arab, 116 orang Timur Asing serta 803.013 orang Bumiputera. Syarif Muhammad Alkadrie menjadi Sultan Pontianak VI sampai tahun 1944.
1896 : Datoe Adil menjabat Raja Tidung sampai tahun 1916.
1898 : Kevakuman pemerintahan Kesultanan Pasir sampai tahun 1899 karena diambil alih Belanda.
1899 : Residen C.A Kroesen memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo. Aji Muhammad Alimuddin menjadi Sultan Kutai XIX sampai 1910. Sultan Ibrahim Khaliluddin menjadi Sultan Pasir sampai tahun 1908.
1903 : Sultan Brunei mengutus surat kepada Sultan Abdul Hamid II, Turki Usmaniyah karena Limbang (wilayah Brunei) direbut oleh Charles Brooke pada tahun 1890.
1905 : Pangeran Ratu Sukma Negara menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1913.
24 Januari 1905 : Sultan Muhammad Seman, putra dari Pangeran Antasari gugur melawan Belanda di pedalaman sungai Barito.
15 September 1905 : Panglima Batur digantung Belanda.
1906 : Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin menandatangani Perjanjian Protektorat Inggris atas Brunei dan menerima Sistem Residen di Brunei. Penggantinya, Muhammad Jamalul Alam II menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1924.
1908 : Gusti Muhammad Saunan berkuasa di swapraja Kerajaan Matan sejak 1908-1944.
1914 : Pangeran Ratu Sukma Alamsyah menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1939.
1919 : Banjarmasin ibukota Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat otonomi pemerintahan menjadi Gemeente Bandjermasin.
1920 : Untuk menghindari rodi (erakan) yang dijalankan Belanda gelombang terakhir suku Banjar migrasi menyusuri jalur selatan Kalimantan Barat, pantai utara Bangka (Belinyu) menuju Kuala Tungkal dan Tembilahan selanjutnya menyebar ke Sumatera Utara, Batu Pahat dan Perak, Malaysia. Jalur ini merupakan jalur kuno migrasi Suku Maanyan ke Madagaskar.
14 November 1920 : Sultan Aji Muhammad Parikesit menjadi Sultan Kutai XX.
1923 : Nasional Borneo Kongres ke-1 diprakarsai oleh Sarekat Islam.
1924 : Muhammad Ali Syafeiuddin II menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1926 dan di Brunei, Ahmad Tajuddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1950. Di Banjarmasin, J. De Haan menggantikan kedudukan C.J. Van Kempen sebagai residen Belanda sampai tahun 1929
29 Maret-31 Maret 1924 : National Borneo Congres ke-2, dihadiri Sarekat Islam lokal dan wakil-wakil Perserikatan Dayak (non Islam).
1926 : Muhammad Ibrahim Syafeiuddin menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1944.
1929 : R. Koppenel menjadi residen Belanda di Banjarmasin sampai tahun 1931.
1933 : W.G. Morggeustrom menjadi residen Belanda di Banjarmasin sampai 1937.
12 Juni 1936: Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Tanjung Puting sebagai cagar alam dan suaka margasatwa.
1938 : Residentie Wester Afdeeling van Borneo dan Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah Kegubernuran Borneo dengan dr. A. Haga sebagai gubernur sampai kedatangan Jepang. Gemeente Bandjermasin ditingkatkan menjadi Stads Gemeente Bandjermasin.
1940 : Pangeran Ratu Anom Alamsyah menjadi Raja Kotawaringin sampai tahun 1948.
25 Desember 1941 : Jepang membom Lapangan Terbang Ulin, Landasan Ulin, Banjarbaru.
9. Zaman Jepang
21 Januari 1942 : Jepang menembak jatuh pesawat Catalina-Belanda di sungai Barito perairan Alalak, Barito Kuala.
8 Februari 1942 : Jepang memasuki Muara Uya, Tabalong, Gubernur Haga mengungsi ke Kuala Kapuas selanjutnya menuju pedalaman Barito yaitu Puruk Cahu, dengan rencana untuk merebut kembali ibukota Borneo (Banjarmasin) dengan perang gerilya.
10 Februari 1942 : Tentara Jepang memasuki Banjarmasin, ibukota Borneo (Kalimantan).
12 Februari 1942 : Tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Banjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada Pimpinan Pemerintahan Civil.
3 Maret 1945 : Misi operasi Platypus mulai dijalankankan di Balikpapan.[12]
5 Maret 1942 : A.A Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya di Banjarmasin.
18 Maret 1942 : Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma ditunjuk Jepang sebagai Ridzie, penguasa tertinggi pemerintah sipil meliputi wilayah Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito.
1944 : Syarif Thaha Alkadrie menjadi Sultan Pontianak VII sampai tahun 1945.Muhammad Taufik menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1984.
17 April 1945 : Rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara Jepang baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.
10. Zaman NICA dan Federalisme
1945 : Sultan Hamid II menjadi Sultan Pontianak VIII sampai tahun 1950.
6 Mei 1945 : Pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN=Muhammad Noor)
2 September 1945 : Pemerintahan Sukarno-Hatta melantik Ir. H. Pangeran Muhammad Noor sebagai gubernur Kalimantan.
17 Oktober 1945 : Penerjunan pertama pasukan payung Republik Indonesia di Desa Sambi, Arut Utara, Kotawaringin Barat (Palagan Sambi). Tanggal ini menjadi Hari Jadi Paskhas TNI AU.
9 November 1945 : Pertempuran di Banjarmasin melawan Belanda.
31 Januari 1946 : Di Yogyakarata, Presiden Sukarno menerima 32 pemuda Kalimantan[13]
1946 : Pemerintahan perusahaan British North Borneo Company berakhir dan Sabah menjadi koloni dari British North Borneo sampai menjadi federasi Malaysia pada 1963.
17 Mei 1949 : Proklamasi Kalimantan oleh Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan oleh Letkol. Hasan Basry (Pahlawan Nasional).
1950 : Omar Ali Saifuddin III menjadi Sultan Brunei 1967.
18 April 1950 : Pembubaran Dewan Dayak Besar, Dewan Banjar dan Federasi Kalimantan Tenggara.
11. Zaman modern
14 Agustus 1950 : Pembentukan provinsi Kalimantan setelah bubarnya RIS dengan gubernur dr. Moerjani, tetap diperingati sebagai Hari Jadi Propinsi Kalimantan Selatan.
23 September 1953 : Wafatnya Ratu Zaleha, putri Sultan Muhammad Seman, tokoh emansipasi wanita Kalimantan, sebelumnya diasingkan di Cianjur.
4 Oktober 1956 : Sidang Kabinet memutuskan untuk memekarkan Propinsi Kalimantan menjadi tiga provinsi otonom.
7 Desember 1956 : Kalimantan dipecah menjadi provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
23 Mei 1957 : Pembentukan provinsi Kalimantan Tengah dimekarkan dari Kalimantan Selatan.
8 Desember 1962 : Revolusi Brunei pecah yang dipimpin oleh Yassin Affandi dan pemberontak bersenjatanya (Tentara Nasional Kalimantan Utara).
1963 : Sabah dan Sarawak bergabung dalam federasi Malaysia.
1967 : Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah menjadi Sultan Brunei XXIX hingga kini.
4 Januari 1979 : Brunei dan Britania Raya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan.
1 Januari 1984 : Brunei Darussalam telah berhasil mencapai kemerdekaan sepenuhnya.
1984 : Pangeran Ratu Winata Kusuma sebagai kepala rumah tangga Kesultanan Sambas.
12 Mei 1984 : Penetapan Taman Nasional Tanjung Puting oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
1999 : Haji Aji Muhammad Salehuddin II menjadi Raja Kutai Kartanegara XXI hingga kini.
26 Mei - 29 Mei 2008 : Rakernas I Majelis Adat Dayak Nasional di Palangkaraya menuntut Otonomi Khusus untuk Kalimantan

Sumber : http://www.ceritadayak.com/2010/12/sejarah-kalimantan.html

Tuesday, March 27, 2012

MEDITASI

Raja Yoga berarti raja dari segala yoga. Dalam raja yoga kita biasanya mulai dengan meditasi. Ada suatu filosofi besar yang mendasar di dalamnya. Orang mungkin bertanya mengapa perlu untuk memulai dengan meditasi pada tingkat pertama dari raja yoga. Jawabannya sangat sederhana dan mudah. Kita sekarang mengumpulkan diri kita pada satu titik sehingga pikiran kita masing-masing dapat meninggalkan kebiasaannya berkeliaran yang sudah lama terbentuk. Dengan praktek ini kita mengatur pikiran kita masing-masing pada jalan yang benar. Karena pikiran sekarang merubah bentuk kebiasaannya. Jika semua ini dilakukan pikiran-pikiran kita tentu saja tidak akan kesasar.
Di dalam sistim pelatihan Sahaj Marg kita memulai dari dhyan yaitu langkah ketujuh dari Patanjali Yoga. Tetapkan pikiran kita pada satu titik dengan tujuan untuk menjalankan meditasi. Langkah-langkah sebelumnya bukanlah dipelajari secara terpisah, tetapi secara otomatis masuk ke dalam praktek saat kita mulai dengan meditasi. Dengan demikian banyak waktu dan tenaga kita disimpan.

Meditasi mungkin didefinisikan sebagai memikirkan terus menerus atas sesuatu atau tentang sesuatu.
Sedikit banyak, oleh karena itu siapapun yang memikirkan terus menerus atas sesuatu mungkin dapat dikatakan terlibat dengan suatu meditasi. Guru-guru kuno dua-duanya, di Timur dan di Barat diajarkan bahwa sebagai apa seseorang meditasi, dia akan menjadi seperti yang dimeditasikan. Oleh karena itu mengikuti pendapat bahwa pada apa yang kita meditasikan kita mendapat atau menjadi seperti demikian dan merupakan kebalikan dari formula ini, jika kita ingin menjadi sesuatu, kita harus meditasi terhadap keinginan tersebut dan tidak ada yang lainnya lagi. Oleh karena itu jika tujuan kita adalah mencapai kenyataan atau menginginkan hasil yang dicapai menjadi satu dengan yang Paling Besar, maka obyek dari meditasi haruslah yang Paling Besar tersebut dan tidak ada lainnya lagi.

Tempat untuk meditasi.
Milikilah suatu tempat khusus untuk meditasi, mempunyai sikap tubuh khusus, mempunyai waktu yang khusus. Ini menciptakan suatu lingkungan di dalam mana begitu kita datang, secara otomatis kita masuk dalam suasana meditasi, suasana hati merenung sehingga tempat khusus tersebut yang kita sediakan untuk meditasi dapat kamu katakan sebagai sebuah ashram juga.

Sikap tubuh.
Duduk dalam sikap tubuh yang cocok untuk satu jam di pagi hari dengan cara yang paling alami. Sikap tubuh harus selalu sama. Alasannya adalah dengan cara ini dia mendapati dirinya sendiri dihubungkan dengan kekuatan yang besar sekali. Satu-satunya yang dia terima pada permulaan untuk mencapai tujuannya yang khusus. Jadi suatu keadaan dimana dia dihubungkan dengan yang NYATA menolong dia banyak sekali sebagai permulaan yang utama.
Posisi tulang punggung tegak lurus,leher dan kepala dalam satu garis tegak lurus selama meditasi telah diajarkan merupakan posisi yang paling menguntungkan sejak jaman dahulu kala. Karena aliran keagungan suci dipercaya turun langsung pada abhyasi dalam sikap tubuh demikian. Di dalam cara atau praktek kami, bagaimanapun ini tidak dituntut. Biasanya saya menganjurkan abhyasi untuk duduk sewajarnya dengan sikap tubuh yang enak. Selain itu bahkan mereka yang mengambil posisi benar-benar lurus, sering ditemukan memberikan jalan secara otomatis kepada seorang pemohon, perlaha-lahan posisinya jatuh ke depan, sebagai bentuk timbulnya suatu penyerapan kebahagiaan. Dengan begitu mungkin dianggap lebih alamiah bahkan untuk tujuan naik ke keadaan kesadaran yang lebih tinggi. Sebenarnya suatu perdebatan terhadap suatu hal yang termasuk lebih kecil artinya , nampaknya tidak ada hubungannya.

Waktu untuk meditasi.
Sebaiknya duduk saat subuh untuk meditasi atau juka itu tidak memungkinkan pada jam tertentu yang cocok dengan abhyasi. Jangan merasa terganggu dengan hal-hal di luar tetapi tetap sibuk dengan pekerjaan kamu sendiri, pikirkan bahwa mereka sedang menolong kamu untuk merasakan kebutuhan akan penyerapan yang lebih besar di dalam praktekmu. Baik untuk meditasi antara jam 2 dan jam 4 pagi karena itulah saat yang paling baik selam 24 jam.

Mengapa kita harus meditasi selama satu jam?
Pada permulaan ketika kita muali meditasi, mungkin kamu tidak mampu untuk benar-benar meditasi, bahkan untuk satu menit dalam waktu 1 jam tersebut. Dan lama kelamaan kita mampu meditasi, sungguh-sungguh meditasi untuk waktu yang lebih lama dan lebih lama dan lebih lama. Karena ketika kita mulai, banyak waktu terbuang untuk menyesuaikan diri kita dengan situasinya, mencoba untuk mengontrol atas pikiran-pikiran kita, menempatkannya pada obyek dari meditasi dan menyimpannya di sana.
Pertama-tama kita harus membuat tubuh enak, dan sangat sering kamu akan menemukan orang-orang tidak mampu melakukannya bahkan selam seluruh periode meditasi. Mereka menggeliat-geliat, berputar dan mencoba untuk menemukan posisi yang menyenangkan. Setelah itu kita harus mulai menyusun kekauata pikiran dan perasaan.
Jadi bila kamu memikirkan baik-baik hal ini, kamu akan benar-benar menghargai bahwa untuk meditasi secara pantas memerlukan banyak sekali waktu. Dan hanya pada waktu kita mulai benar-benar meditasi perkembangan kita dimulai. Jadi itulah persoalan dengan meditasi, sementara meditasi menyediakan janji yang sangat banyak, semua ini tergantung pada kita. bagaimana kita melakukannya. Dan oleh karena itu Master berkata : “Meditasi setiap hari”. Karena dengan melakukan ini lagi dan lagi kita lambat laun menambah kemampuan kita untuk menerima perintah atas situasi yang ada.
Jadi meditasilah setiap hari dan dia telah menjelaskan itu harus dilakukan pada waktu yang sama, dalam tempat yang sama, karena dengan demikian pikiran secara otomatis menjadi terbiasa pada apa yang harus dikerjakan. Jadi meditasi sebaiknya dipraktekkan seperti yang diperintahkan dan dalam sikap yang sudah diatur. Karena dengan demikian kita secara otomatis masuk ke dalam keadaan meditasi pada waktu yang tepat. Kamu tahu, ketika sapi diperah pada saat yang tepat, susu tersebut mulai menetes secara otomatis. Lihat, inilah nilai dari suatu hidup secara teratur.

Dapatkah kita meditasi lebih dari satu jam untuk satu kali meditasi?
Kita tidak boleh. Kita harus melatih semacam kontrol yang dapat membedakan atas waktu meditasi kita. Dapat terjadi kadang-kadang kita meditasi lebih dari 1 jam. Tetapi jika terus terjadi maka mungkin kita harus menyimpan sebuah jam weker dan keluar dari persoalan tersebut. Karena di dalam Sahaj Marg terlalu banyak meditasi memberikan suatu tekanan pada otak - setiap satu kali sitting. Karena Babuji telah mengatakan kita dapat meditasi selam 1 jam untuk satu kali meditasi, beberapa kali dalam 1 hari, jika kamu mempunyai waktu, tetapi tidak lebih dari 1 jam setiap kalinya.
Ini sangat dimungkinkan untuk 1 jam sitting kelihatannya seperti baru lima menit berlalu dan untuk 5 menit sitting kelihatannya seperti sudah 1 jam. Tidak ada yang harus dilakukan dengan kwalitas dari transmisi. Ini hanya menunjukkan bahwa ada perubahan dalam pemahaman kita sementara ini seperti yang kita mengerti.

Mengapa kita harus menutup mata ketika kita meditasi ?
Ketika kita membuka mata, kita melihat dunia luar. Ketika kita menutup mata, kita dapat mengalihkan perhatian pada keadaan di dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu dalam meditasi kita harus selalu menutup mata kita.

Apa tujuan meditasi ?
Meditasi adalah suatu proses. Ini adalah suatu proses dimana kita menjalankannya guna mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai, yaitu suatu tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya atau sudah dikodratkan. Saya tidak mengatakan : “Baik, kereta api sedang berjalan, biarkan saya pergi kemanapun kereta api itu pergi. Saya akan berhenti di Howrah daripada di Vijayawada, dan itupun saya akan turun hanya karena kereta api sudah tiba pada sebuah persimpangan atau pada sebuah ujung yang penghabisan. Meditasi adalah sebuah pelatihan yang menggunakan pikiran untuk tujuan mengatur pikiran dengan usaha kita. Jika pikiran kita dapat secara otomatis mengatur sendiri, mengapa kita harus meditasi ? Kita sudah menjadi orang suci (Rishis) ! Seperti yang Babuji katakan, seluruh tujuan meditasi adalah untuk mengadakan pemutaran dari kenyataan hidup ini bahwa pikiran adalah master/tuan kita. Kita harus menjadi tuan atas pikiran kita. Hanya sebatas ini, kita hanya membalikkannya saja. Kamu tahu, tetapi inipun kita harus mengerjakannya. Hal ini seperti menunggang kuda. Kamu harus naik kuda itu dan melatihnya. Kamu tidak dapat menunjukkan sebuah buku dan berkata : “Ijinkanlah saya naik ke punggungmu dengan layak. Kamu pasti seekor kuda yang baik !”. Kamu harus naik, kamu harus menanggung resiko dilempar beberapa kali. Kamu harus menunggangnya dengan lemah lembut/ hati-hati tetapi dengan kontrol penuh terhadap kekuatannya. Kamu harus manis tetapi juga kamu harus tegas.
Pikiran harus diatur dengan sadhana kita dan ini dapat dimungkinkan hanya dengan disiplin awal yang digunakan untuk meditasi. Ini berarti bahwa sedikit kedisiplinan adalah hal pertama yang dibutuhkan untuk menghasilkan disiplin yang lebih besar dan yang paling besar. Jadi adanya sedikit kedisiplinan ini lah yang kita butuhkan, pertama secara fisik bahwa sedikit kedisiplinan digunakan untuk meditasi dulu. Secara mental sedikit kedisiplinan digunakan untuk mencoba meditasi terhadap apa yang harus kita meditasikan. Dengan cara demikian tercapai yang lebih besar dan lebih besar lagi pengontrolan yang teratur atas pikiran kita; yang membawa kepada disiplin fisik yang lebih besar dan lebih besar lagi sebagai hasil daripadanya. Karena pikiranlah yang memberi input ke dalam tubuh atas perbuatan-perbuatan, keinginan-keinginannya. Oleh karena itu meditasi adalah aktivitas yang paling penting, kalau kita intin membuat disiplin diri kita sendiri. Karena pada awalnya hal ini akan memungkinkan terjadinya disiplin mental, kemudian hal ini akan memungkinkan terjadinya disiplin fisik, mengatur kehidupan kita, memberi ketentraman di dalamnya, menghasilkan disiplin mental yang lebih besar dan lebih besar, menghasilkan dukungan terhadap dirimu sendiri, semacam perputaran yang menopang diri kita untuk membuat tujuan kita dapat dicapai. Oleh karena itu tanpa sedikit kedisiplinan tujuan tidak dapat dicapai. Jadi suatu tujuan memungkinkan untuk dicapai selama kita mempunyai kedisiplinan di dalam diri kita.
Jika tidak ada disiplin mental, disiplin fisik tidak dapat terjadi. Itulah mengapa kita meditasi. Untuk memperoleh pengaturan terhadap pikiran, membuatnya menjadi disiplin, membuatnya memungkinkan bagi kita untuk menggunakan pikiran kemanapun kita memilihnya, menggunakan pikiran, tidak menggunakan pikiran, menggunakan pikiran - dengan demikian mencapai 100 % kekuatan pikiran, sehingga memungkinkan apa yang sudah dijanjikan dari suatu yoga yaitu yogi (orang yang melakukan yoga) akan menjadi mahir dalam apapun yang dia kerjakan.

Mengapa kita tidak meditasi pada titik-titik lainnya ?
Titik di antara kedua alis. Pada titik ini ada sebuah plexus (pusat tenaga) terletak yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan kekuatan melalui sistem, kekuatan kehidupan - shakti, itulah yang kita sebut dalam bahasa sansekerta. Ketika seseorang meditasi pada titik ini, orang akan mempunyai kemampuan atau orang akan mencapai kemampuan untuk mengontrol shaktinya saja. Alasan yang sama berlaku untuk meditasi pada titik di hidung. Kita sudah diberitahu, di sini kamu akan memperolah kekuatan ekstra tertentu yang berbeda, misalnya kemampuan untuk melihat sesuatu yang kamu tidak dapat lihat dengan mata, mencium sesuatu yang kamu tidak dapat cium dengan hidung.
Dalam Sahaj Marg kekuatan tidak dapat melakukan apa-apa terhadap kenaikan spiritual. Kenyataannya seseorang berkembang kepada Yang Tertinggi dan suatu hari seseorang keluar dari tubuhnya masuk ke alam baka. Semua kekuatan, semua hal-hal lain yang sudah dicapainya, ditinggalkan dibelakang sini. Jadi apa yang orang lakukan dengan kekuatan ? Kekuatan adalah sesuatu yang orang pergunakan selama ia berada di dunia sementara, kehidupan sementara dan semua ini bisa semakin merosot.

Mengapa kita tidak meditasi pada obyek dan bentuk-bentuk lainnya ?
Bagaimana saya meditasi pada yang suci ? Master saya berkata, “Selama kamu meditasi pada bentuk yang terbatas, nama yang terbatas, berarti di sana ada pembatasan. Ketika kamu menyebut Shiva, dia hanyalah seorang Shiva, mungkin dengan senjatanya yang bermata tiga, dan ini, dan itu dan ular yang melingkar di leher. Ketika kamu menyebut Wisnu, dia hanyalah seorang Wisnu”. Jadi Master saya berkata, “Berjalanlah melebihi bentuk-bentuk ini, mereka hanyalah petugas-petugas alam. Yang satu adalah dewa pencipta, yang satu dewa pemelihara, yang satu dewa perusak. Mereka hanyalah petugas-petugas. Prinsip yang utama adalah apa yang kamu sebut PARA yaitu tidak mempunyai nama, tidak berbentuk, tidak mempunyai lambang-lambang. Dia tidak berbentuk, jadi dalam sistem kita tidak mempunyai bentuk. Dia tidak bernama, jadi kita tidak mempunyai sebuah mantera.
Jika kita mencoba untuk meditasi dengan 2 sistem atau 2 guru atau 2 hal yang berbeda yang sedang berperang di dalam pikiran kita, bahkan walaupun yang satu itu baik, kita sesungguhnya sedang menghancurkan diri kita sendiri. Oleh karena itu ingat-ingatlah kembali. Meditasilah hanya menurut sistem, apapun sistem yang kamu pakai. Jika kamu ingin mengikuti meditasi cara Sahaj Marg, kamu harus melakukannya secara lengkap, seluruhnya, mengesampingkan yang lain-lainnya. Kita tidak dapat mempunyai 2 Tuhan, kita tidak dapat mempunyai 2 metode, kita tidak dapat mempunyai 2 arus yang mengalir bersamaan di dalam pikiran. Ini seperti mencoba menciptakan daging dari sayur-sayuran . Hal ini tidaklah mungkin.
Mengapa kita meditasi pada hati ?
1. Hati adalah tempat duduknya Tuhan. Jadi ketika kamu ingin mendekati Tuhan melalui sistem yang ada pada kamu, kamu mendekatinya dengan merasakan kehadiran Dia di dalam hatimu. Tuhan berkata di dalam Gita : “Saya ada di dalam hati setiap mahluk hidup ciptaan Tuhan”.

2. Hati adalah tempat dimana kehidupan manusia, karakter manusia di tentukan.
3. Hati adalah yang menguasai hidup, di dalam sanalah jika ada hati, kita hidup. Jika hati berhenti bekerja, kitapun berhenti untuk hidup.

4. Hati adalah tempat dimana sirkulasi darah dimulai dan berhenti. Kamu tahu darah adalah unsur pokok yang paling penting bagi sistem manusia. Karena darahlah yang membawa zat makanan kepada setiap bagian tubuh, membawa kembali produk-produk sisa dari kehidupan, mengalirkannya ke dalam paru-paru, menjernihkan dan kemudian mengalirkan kembali kepada seluruh bagian melalui sistem tubuh.

Jadi hati dan darah merupakan bagian atau komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita dan jika pembersihan dilaksanakan di sini, ini sudah mencakup seluruh sistem yang ada. Dan oleh karenanya kita membersihkan hati, menanamkan cinta ke dalam hati, inilah yang kita coba untuk lakukan di dalam Sahaj Marg. Dalam banyak hal kita mencoba membuat resapan dari penggunaan kekuatan yang unik, kekuatan atas cinta, kekuatan atas hasil karya spiritual Master masuk ke dalam hati, dari tempat ini kemudian menyebar melalui seluruh sistem.
Master menempatkan dirinya sendiri, benihnya ke dalam hati dan oleh karena itu jika kita menerima biji tersebut dengan cara yang kita harus menerimanya, keajaiban terjadi bahwa masing-masing dari kita menjadi anak Master dalam segala hal yang diperlukan oleh seorang anak.
Kita harus melunakan hati kita, buat batu karang tersebut menjadi cair kembali, lembut. Apa tanda pertama dari kelunakan ini telah datang dalam dirimu ? Airmata ! Orang-orang meditasi dan mereka mulai menangis tanpa mereka mengetahui mengapa airmata keluar dari matanya. Inilah tanda pertama bahwa hati telah mulai mencair. Saat kekerasan hati yang seperti karang ini telah hilang dan hati sudah menjadi lunak dan lembut, Master membentuknya menjadi seperti apa yang Dia inginkan.
Sahaj Marg berhubungan dengan hati, Sahaj Marg bekerja pada hati, Sahaj Marg bekerja dengan hati. Kita mengirimkan sesuatu dari hati ke hati. Hatilah yang kita ubah. Apalah artinya manusia selain hatinya ? Disitulah bagaimana manusia digambarkan - murah hati, baik hati, berhati iblis, berhati keji, berhati dingin dan sebagainya. Inilah bagaimana kita menggambarkan manusia.
Hari ini kita tidak mengerti diri kita, bagaimana kita dapat mengerti orang lain ? Orang yang mengerti dirinya sendiri dapat mengerti setiap orang. Orang yang tidak mengerti dirinya sendiri, tidak dapat mengerti apapun. Bagaimana untuk memperoleh pengertian ini ? Duduk dan meditasi. Pusatkan perhatianmu pada hati dan kemudian lihatlah dalam dirimu keindahan yang sangat besar, misteri yang sangat bagus ada di sana.

Pikiran diubah sebagai hati.
Dengan meditasi saya membersihkan alat pemahaman saya yaitu pikiran. Seperti Babuji katakan: “Alat yang pokok”. “Untuk kehancuran kamu dan untuk kebangkitan kamu”. Tidak ada yang dapat sepenuhnya menghancurkan kamu seperti yang dilakukan oleh pikiran jika kamu berpikir salah, tidak ada yang dapat membantu mengangkat kamu kepada Tuhan seperti yang dapat dilakukan oleh pikiranmu. Oleh karena itu dalam teknik raja yoga, pikiranlah yang kita gunakan, pikiranlah yang kita jadikan tuan, pikiranlah yang kita pakai. Tetapi setelah melakukan itu, keseluruhannya dipindahkan ke hati. Seperti yang kita sebut dalam istilah kejiwaan yoga : sekarang hati menjadi pikiran. Kita berpikir dengan hati, kita melihat dengan hati, kita mendengar dengan hati, kita berbicara dengan hati, hati sudah menjadi diri saya. Kamu lihat, inilah keajaiban spirituality, bahwa kita membuat seluruh kehidupan dengan mengatur pikiran, dengan memperoleh kontrol yang luar biasa atau pengaturan pikiran. Sekarang kita mampu mengenal kebijaksanaan memiliki, untuk memindahkan seluruh kesadaran, alat-alat yang berhubungan dengan pengertian ke dalam hati. Kemudian dimulailah spirituality yang sesungguhnya.

Meditasi adalah menunggu.
Kosongkan pikiranmu. Bersihkan semua isinya - yang baik, yang buruk, yang diinginkan, yang tidak menyenangkan - semuanya. Buka pintu. Sabar. Tunggu. Samskara terlalu banyak di dalam dirimu. Jangan khawatir dengannya. Kamu berhenti menciptakan samskara. Saya akan melepaskan apa yang ada di dalam kamu dan membuat kamu siap seperti kendaraan sebagaimana apa yang harus dimasukkan ke dalam kamu untuk muncul dan menempati posisi yang tepat yaitu di hatimu.
Bersihkan hatimu, sucikan, buat segalanya siap sedia dan tunggu pemunculan Master. Menunggu berarti sungguh-sungguh membiarkan sebuah proses berlangsung secara lengkap. Kamu memulai suatu proses dan kemudian menunggu. Kamu memasukkan kentang ke dalam panci, meletakannya di atas api dan kemudian menunggu. Menunggu menyatakan sebuah pengertian terhadap banyak hal. Seseorang yang dapat menunggu adalah orang yang mempunyai kepercayaan dan oleh karenanya dia mempunyai kesabaran untuk menunggu. Dia mempunyai kepercayaan karena dia tahu bahwa apa yang sudah dimulai harus berakhir. Tidak dapat berhenti. Oleh karena itu unsur kepercayaan masuk. Kepercayaan adalah apa yang ada di belakang kemampuan untuk menunggu. Kepercayaan dapat memindahkan gunung. Ketika saya mempunyai kepercayaan di dalam DIA, kekuatan Dia harus mengalir ke dalam saya. Hal ini seperti jika ada ruang kosong, maka kekuatan DIA akan ditarik menuju saya.
Menunggu tidak ada batasnya. Oleh karenanya menunggu menanggung atau mengambil bagian atas karakter yang tidak terbatas. Mengingat melakukannya berarti menghabiskan waktu dalam bagian-bagian kecil, bagian-bagian yang berbeda yaitu apa yang kita sebut detik, menit, jam. Jadi lebih jauh dikatakan orang yang menunggu adalah yang mampu berada di dalam ketidak terbatasan. Oleh karena itu Master adalh seorang yang dapat selalu menunggu.
Jadi kemampuna untuk menunggu menunjukkan kesabaran dan kepercayaan, kemampuan menunggu untuk jangka waktu panjang menunjukkan kepercayaan yang lebih besar dan lebih besar. Kemampuan untuk menunggu secara tidak terbatas menunjukkan kepercayaan yang tidak terbatas. Jadi inilah kapasitas yang harus kita kembangkan. Mohon dimengerti bahwa hidup adalah menunggu. Jika kita salah melakukan aktivitas hidup, maka kita lebih bodoh daripada binatang. Menunggu adalah perintah. Memperolehnya bukanlah tanggung jawabmu. Ketika kita menuggu - DIA memberi.
Kita benar-benar membuat sesuatu terjadi tanpa melakukan apapun. Saya tidak memanggil Tuhan untuk masuk ke dalam diri saya. DIA memang sudah berada di sana. Saya bahkan tidak harus membersihkan diri saya. Preceptor dan Master yang akan melakukannya. Saya hanya harus menyerahkan diri saya dengan sabar. Saya harus mau menerima. Satu-satunya cara untuk membuat sesuatu terjadi tanpa melakukan apa-apa adalah dengan meditasi.

Obyek dan metode meditasi.
Dalam sistem kami, abhyasi dianjurkan untuk meditasi pada hati, pikirkan bahwa cahaya Tuhan ada di sana. Tetapi abhyasi diarahkan untuk tidak melihat cahaya dalam bentuk apapun, misalnya seperti sebuah bola lampu atau sebuah lilin dan sebagainya. Dalam hal ini cahaya yang muncul di sana tidak akan nyata. Tetapi orang menggambarkan dengan spekulasi kreativitasnya sendiri. Seorang abhyasi dianjurkan untuk mulai dengan pengandaikan cahaya belaka dengan anggapan Tuhan ada di dasarnya. Apa yang terjadi kemudian adalah kita meditasi terhadap sesuatu yang paling halus yang harus kita peroleh.
Metode meditasi pada hati adalah untuk memikirkan cahaya Tuhan ada di dalam sana. Ketika kamu mulai meditasi dengan cara ini, harap pikirkan bahwa hanya cahaya Tuhan yang ada di dalam sana yang menarik kamu. Jangan hiraukan jika pikiran-pikiran dari luar sering membayangimu selama meditasi. Biarkan mereka datang tetapi terus saja lakukan pekerjaan kamu sendiri. Perlakukan pikiran-pikiran dan gambaran-gambaran itu sebagai tamu yang tidak diundang. Bila walaupun demikian pikrian tersebut masih mengganggu kamu, pikirkanlah bahwa itu adalah pikiran Master, bukan pikiran kamu. Proses meditasi ini sangat efektif dan tidak akan pernah gagal dalam memberikan hasil yang diinginkan.
Kamu hanya harus meditasi. Kamu tidak harus berjuang dengan pikiran-pikiranmu yang biasanya datang selama meditasi. Konsentrasi adalah sebuah hasil yang otomatis dan alami dari suatu meditasi. Mereka yang bersikeras untuk konsentrasi ketika meditasi dan memaksakan untuk melakukannya, biasanya akan menemukan kegagalan. Meditasi terhadap cahaya di dalam hati seperti cahaya Tuhan sendiri yang hadir di dalam hati. Pikirkanlah tentang DIA lagi dan lagi. Pikirkanlah DIA sampai kamu dapat memikirkan DIA terus menerus karena sebagai apa kamu berpikir, kamu akan menjadi seperti yang kamu pikirkan. Dalam sistem ini meditasi hanya pada Yang Tertinggi dan abstrak, karena meditasi pada obyek yang lebih kecil hanya dapat membawa pada prestasi atau pencapaian yang lebih kecil, mengecewakan tujuan yang telah ditentukan.
Master saya mengakui bahwa Yang Paling Tinggi dan abstrak sebagai sebuah obyek meditasi adalah sangat sulit bagi seorang pemula. Oleh karena itu dia menentukan cahaya sebagai obyek pertama, metodenya menjadi membayangkan bahwa hati diterangi dari dalam dengan kehadiran Tuhan yang bertempat tinggal di dalam. Saya harus menekankan bahwa ini hanyalah permulaan dan sebenarnya kita dianjurkan untuk tidak meditasi pada cahaya seperti sebuah sumber cahaya, karena akan menghasilkan hasil yang salah. Hal ini seperti papan menyelam di kolam renang, dimana papan tersebut memungkinkan penyelam untuk memperoleh cukup momentum untuk berangkat dan setelah penyelam berangkat, papan tersebut tidak mempunyai kegunaan lebih banyak lagi buat penyelam.

Apa yang kamu alami dalam meditasi ?
Meditasi dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mengakibatkan hubungan erat beberapa orang dengan Tuhan. Kita meditasi pada yang abstrak, tidak berbentuk, tidak bernama. Karena Yang Tertinggi tidak mempunyai bentuk dan tidak mempunyai nama, tidak juga mempunyai kwalitas atau lambang-lambang. Oleh karena itu satu ajaran yang penting dari Master saya adalah Tuhan hanya bisa dirasakan dengan kehadirannya. Dan kehadirannya tersebut yang kita coba untuk rasakan selama meditasi. Dan dikatakan, saat kita meditasi dengan mata tertutup, kita mampu menyerap lebih dan lebih banyak intisari dari Tuhan yang kita cita-citakan dan menaikkan diri kita perlahan-lahan sampai saatnya tiba, dengan keagunganNya dan berkatNya kita hampir serupa dengan DIA.
Cahaya di dalam hati adalah konsep yang paling abstrak yang dapat kamu terima. Tidak mempunyai bentuk, tidak mempunyai bahan-bahan, tidak mempunyai berat. Jadi itulah sebagai titik permulaan, setelah meditasi kita berlangsung khusuk dan lebih khusuk, akan mengungkapkan kepada kita dari dalam diri kita sendiri, dengan keagungan Tuhan dan dengan usaha kita, bahwa ini adalah kesatuan dari 2 hal - siapa itu Tuhan atau apa kekayaan Tuhan yang sebenarnya. Dan pasti ada saatnya, ketika suatu hari kita dapat berkata : “Saya mempunyai suatu persangkaan tentang apakah semua itu, bukan karena saya pernah melihatnya atau merabanya tetapi karena saya sudah merasakannya.
Ini adalah pengalaman yang paling sukar dipahami dari semua peristiwa, bahwa saya merasa suci, karena saya adalah kesucian. Jadi Tuhan tidak dapat menjadi obyek dari pengetahuan, tidak dapat menjadi obyek dari penglihatan, tidak dapat diungkapkan dengan penglihatan. Tetapi seperti yang Master saya katakan, ketika kita meditasi dan meditasi tersebut benar dan sukses seperti yang seharusnya, kita lambat laun mengambil apapun yang dapat kita ambil dari sumber keTuhanan, dengan lambat laun menyucikan diri kita sendiri, malahan belum sampai taraf apa-apa orang itu dapat berkata, “Saya adalah Tuhan”. Kamu mungkin seperti Tuhan dalam setiap hal, dalam setiap kwalitas, dalam setiap apapun yang dapat kamu khayalkan. Namun Tuhan adalah Tuhan dan kamu tetap menjadi pengikut yang sederhana - tidak ragu-ragu akan disucikan ke tingkat tertinggi yang memungkinkan - namun demikian, “Dia adalah Dia, saya adalah saya !”.
Selalu coba untuk siap siaga terhadap apa yang terjadi dan sensitivitas akan berkembang. Banyak orang meditasi. Tetapi maaf saya harus katakan bahwa dari mereka tidak tahu apa yang sedang berlangsung dalam sistem selama meditasi. Karena mereka tidak memperhatikan untuk apa ini terjadi. Seseorang harus siap siaga untuk sebuah transmisi dan tindakannya menurut sistem. Baru kesenangan atas meditasi yang sesungguhnya dimulai. Apakah seseorang mempunyai pengalaman atau tidak, transmisi akan bekerja dan melengkapi tugasnya. Tetapi kegembiraan yang sesungguhnya datang saat kita mengetahui apa yang telah kita peroleh.

Apakah biasa untuk merasa sakit kepala, marah, rasa mengantuk yang hebat segera setelah meditasi ?
Ini tidak biasa, tetapi ini kadang-kadang dapat terjadi. Dapat saja terjadi perasaan mengantuk jika kamu merasa khusuk sekali di dalam meditasi. Ketika kamu merasa khusuk di dalam meditasi kehidupan dari jiwa kita mengambil alih. Dan jadi kita ingin menjadi tidak aktif dan oleh karenanya kita ingin berbaring dan tidur dan sesuatu terjadi seperti demikian.
Saya juga selama beberapa tahun merasakan sakit kepala yang hebat setelah meditasi. Makin khusuk meditasinya, semakin kuat sakit kepalanya. Kalau sakit kepala datang, kita membetah-betahkan atau menahan saja. Kemarahan juga kadang-kadang datang karena alasan yang sama seperti ras mengantuk atau kelesuan. Karena menuruti meditasi yang baik, kita berharap untuk santai dan tenang, dan ketika teman kita, saudara-saudara datang dan mengganggu kita, kita merasa jengkel. Semua ini dalam beberapa hal berhubungan dengan alasan yang sama. Tetapi kita tidak harus peduli dengan hal tersebut.

Cara untuk meditasi
Ada 3 cara meditasi. Pertama, kita duduk sebagai abhyasi dan meditasi pada cahaya di dalam hati. Kedua adalah tingkatan yang lebih tinggi ketika kita berpikir, saya maksud ketika kita duduk dalam meditasi dan meditasi pada bentuk Master, di dalam hati. Tahap ketiga adalah ketika Master mulai meditasi pada abhyasi. Dan ini kejadian yang sangat jarang terjadi. Kamu lihat seorang seperti itu harus dilahirkan dan Master sungguh diberkati ketika dia memperoleh seorang murid pada siapa Master harus meditasi !

Dapatkah saya meditasi pada bentuk Master ?
Meditasi pada bentuk Master dianggap untuk dimulai hanya jika bentuk tersebut muncul secara spontan di hadapan kita dan itupun harus secara alami. Jika kamu mencoba memaksakan bentuk tersebut pada dirimu sendiri untuk meditasi, ini tidaklah alami. Tentu saja Babuji memulai meditasi pada bentuk Masternya sejak hari pertama. Untuk yang lainnya seperti kita, kita harus menunggu sampai kesetiaan kita kepada Master begitu besar, cinta kita kepada Dia begitu besar, baru saat itu ketika kita mencari cahaya di dalam hati, kita melihat Dia di sana.
Yang kedua adalah saat suatu bentuk muncul, kita harus meditasi pada seluruh bentuk, bukan hanya pada wajahnya. Harus dari kaki sampai ke ujung kepala, semuanya harus ada di sana. Sekarang ketika hal tersebut dibuat-buat, dan orang mengambil bentuk Master untuk meditasi, mereka hanya mengambil wajahnya saja. Untuk Master, Babuji, hal tersebut mungkin terjadi, karena saat Babuji melihat Masternya, Babuji mengembangkan 100 % kesetiaan untuk Dia. Oleh karena itu Dia dapat mulai meditasi pada bentuk Masternya. Hal ini tidak berlaku untuk kita semua. Ada tahap ketiga. Dan itu ketika bentuk tersebut juga menghilang dari hati. Dan saya pikir kita sampai pada tingkatan yang Master sebut cahaya tanpa kilauan. Jadi kita mempunyai tingkat pertama yaitu cahaya di dalam hati, ketika seseorang kadang-kadang melihat cahaya itu sendiri sebagai sesuatu yang berkilauan. Setelah kita maju, menjadi cahaya yang tanpa ciri-ciri apapun, hanya pikiran bahwa cahaya ada di sana.
Jadi pada tingkat pertama kita mempunyai semacam pengilangan dari cahaya yang lebih kotor menjadi cahaya yang halus sekali. Baru pikiran atas kesetiaan, membawa Master masuk ke dalam hati. Dan kebanyakan jika tidak semua abhyasi, hal ini berhenti sampai di situ. Maksud saya, pikiran tentang Master di dalam hati, kehadiran Master berlangsung terus menerus, kamu lihatlah.
Tingkat ketiga, ketika bentuk juga menghilang, tidak ada apa-apa di dalam hati, tidak ada cahaya, tidak ada bentuk, tidak ada apa-apa. Saya pikir itulah yang paling sulit dan kondisi yang sangat jarang. Ini juga sangat sulit karena harus meditasi pada yang tidak ada apa-apanya atau tidak apa-apa sama sekali hampir tidak mungkin. Kesulitan lain adalah kita menjadi terikat dalam cara yang emosional kepada bentuk dari Master dan kita tidak bersedia untuk melepaskannya. Saya pikir tingkat ketiga hanya memungkinkan saat kita dapat mencintai Master tanpa mencintai bentuk dirinya. Saya akan menganjurkan bahwa syarat dari semua cinta, bahwa cinta atas bentuknya dipindahkan menjadi cinta pada intisarinya yang tidak mempunyai bentuk.

Apa yang akan kita peroleh dengan meditasi ?
Langkah pertama daru Yoga Sahaj Marg adalah, “Coba untuk membawa semua pikiran menjadi satu sorotan yang padat dan memfokuskan padanya. Dan aktivitas meditasi diduga akan diperoleh di sini. Kita mencoba untuk meditasi pada satu obyek, dan menahan pikiran di sana dengan suatu usaha atas kemauan/hasrat. Dengan demikia menguatkan pikiran dengan menggunakan kemauan. Dan pengulangan pemakaian kemauan, menguatkan kemauan tersebut kepada hasil yang lebih besar. Dan ketika kita sudah mampu mencapai ini, kita mempunyai sebuah pikiran yang telah mempunyai sebuah sorotan padat terfokus di belakangnya, dan kemudian menjadi alat dari pembukaan rahasia dalam banyak hal pada apapun yang kamu pergunakan akan membuka sendiri.
Dengan memasterkan kemampuan untuk berpikir terus menerus atas sesuatu, saya memperoleh pengaturanyang teratur terhadap pikiran saya sendiri. Sekarang saya mempunyai kemungkinan untuk menggunakan pikiran kemanapun saya pilih. Ini mampu menyatakan kepada saya kebenaran dari apapun yang saya cari. Jadi pada puncaknya meditasi tidak dapat melakukan apa-apa tetapi dijalankan sebagai alat untuk pembukaan rahasia. Karena pikiran disempurnakan, pikiran diatur dan pikiran menjadi satu titik dan sekarang saya dapat menggunakan untuk segalanya. Kecuali untuk mengetahui Tuhan, karena Tuhan bukanlah sebuah obyek, tidak dapat menjadi obyek dari konsentrasi. Oleh karena itu tidak ada konsentrasi dapat pernah mengungkapkan kehadiran Tuhan. Konsentrasi tidak dapat melakukan apa-apa tetapi menampakkan yang mana yang dalam warna sebenarnya.
Dalam meditasi kita masuk menuju pusat, melihat ke dalam hati. Untuk membuat ini mungkin, kita katakan, “Bayangkan cahaya suci,” kehadiran cahaya ada di sana. Ini hanya pengandaian belaka. Karena ini sesuatu pada apa untuk memfokuskan perhatian saya dan melatih pikiran saya untuk melihat ke dalamnya. Dan ketika saya sudah melatih pikiran saya untuk melihat ke dalam, ini dapat terjun ke dalam keabadian tanpa mencari sebuah obyek. Karena di sana tidak ada obyek. Pusat bukanlah sebuah tempat. Itu bukanlah apa-apa. Itu bukanlah sebuah lokasi dalam rauangan atau dalam waktu. Jadi bagaimana untuk mencarinya ? Bagaimana untuk menunggunya ? Bagaimana untuk memintanya? Kapan? Bagaimana? Mengapa? Semua ini mudah ketika kita duduk dalam meditasi.

KEBUTUHAN AKAN SEORANG GURU

“Di dalam spiritualiti kita butuh seorang guru melebih segala sesuatu
karena Dialah sistem yang hidup !
Kekuasaannya adalah kekuasaan yang hidup !
Pertumbuhannya adalah sebuah pertumbuhan yang hidup yang kita imbangi
dengan pertumbuhan kita sendiri.
Jadi spiritualiti adalah sebuah proses. Adalah sebuah metode pelatihan.
Ini adalah sebuah jalan kehidupan.
Dan ini membawa kita kepada apa yang Master namakan Kenyataan.
Kemudian kamu bejalan terus menerus.
Kenyataan membawa kepada kebahagiaan.”


SETIAP MEDITASI ADALAH SEBUAH LATIHAN DALAM KEMATIAN

Dalam agama Hindu, kami mempunyai anggapan bahwa pada saat seorang anak dilahirkan, berarti ia telah mulai untuk mati. Menurut saya, ini adalah suatu kenyataan. Tidak berarti ia akan meninggal 60 tahun kemudian atau 100 tahun kemudian. Ia sudah memulai untuk meninggal. Hal ini seperti saat kamu memutar sebuah jam, maka jam tersebut telah memulai untuk istirahat.
Jadi kapankah kematian ? Kematian adalah saat kamu dilahirkan. Dengan efektif inilah kematian. Kelahiran adalah kematian. Tentu saja akan memerlukan waktu. Semuanya akan diambil. Tidak ada apa-apa lagi. Mungkin memerlukan waktu 60 tahum, mungkin 3 hari, mungkin 17 tahun, mungkin 124 tahun. Tetapi kematian telah terjadi. Pada saat kamu dilahirkan, kamu benar-benar telah mati. Tetapi kita berpikir inilah kehidupan. Sekarang menurut kebalikannya, pada saat saya mati, kehidupan saya dimulai. Itu yang saya takutkan, ini yang saya suka. Sekarang lihatlah betapa bodohnya pendapat ini.
Kita dilahirkan karena kita mempunyai samskara tertentu yang membuat perlu bagi kita untuk datang dan hidup lagi, dan belajar pelajaran yang kita harus pelajari lagi. Kesalahan-kesalahan yang kita telah perbuat di masa lampau pada jalan kita, jalan evolusioner kita, harus kita perbaiki.
Jadi dalam kehidupan ini ada sebuah tujuan, ketika kita tidak dapat belajar lagi, ketika kita sudah penuh seperti yang seharusnya. Sehingga jiwa dengan kebijaksanaannya yang tidak terbatas berkata, “Cukup, sekarang saya harus berubah”. Jiwa akan mengosongkan tubuh ini, dan jika harus kembali lagi untuk belajar pelajaran-pelajarannya, maka jiwa akan memilih lingkungan yang berikutnya, tubuh yang berikutnya, semua yang diperlukannya. Jadi inilah pilihan kita. Kita memilih berapa lama kita harus hidup, dimana kita harus hidup, pada siapa kita harus dilahirkan. Jiwalah yang memilih segalanya.
Tetapi apa yang terjadi ? Setelah kit dilahirkan, kembali dunia yang diberkati ini menguasai kita. Kembali keinginan-keinginan mulai tumbuh subur, godaan mulai muncul, dan pelajaran yang sudah dibuat menjadi hilang dan kita sekarang berada di jalan yang salah, sehingga pelajaran tentang kehidupan tidak dipelajari. Kehidupan kita menjadi sia-sia. Dengan demikian kematian kita menjadi sia-sia, karena kita mati hanya untuk hidup lagi. Kita mati agar kita dapat membangun untuk diri kita sendiri kesempatan baru untuk berkembang. Dan kesempatan itu kita sendiri yang merusaknya.
Jika kita berpikir tentang kematian dengan cara yang benar, kita harus mengatakan kepada diri kita sendiri, “Kita telah membuang-buang hidup kita, marilah kita jangan membuang-buang kematian kita”. Tahukah kamu ini harus menjadi pikiran kita yang terakhir. Karena apa yang tidak dapat saya capai dalam hidup, tentu saja dapat saya capai dalam kematian lagi, jika saya tahu apa yang saya lakukan. Oleh karena itu pada saat kematian, perlu untuk paling tidak ‘sadar akan tujuan dan mati’.
Untuk memastikan bahwa kita mempunyai pikiran yang benar pada saat pelepasan, semua hal inilah yang harus kita lakukan - Meditasi, Ingatan terus menerus, mengembangkan cinta untuk Master. Jadi jika kita telah menetapkannya sebagai kebenaran yang terus menerus dalam kehidupan kita, pikiran tersebut tidak dapat meninggalkan kita pada saat kita mati. Kita harus mati dengan pikiran dan kondisi ini.
Dan oleh karenanya tidak ada lagi pertanyaan mengenai dilahirkan kembali dan tidak diangkat. Agama Hindu berkata, bahkan jika kamu tidak mampu melakukan ini, tetapi pada akhir kehidupan kamu dan pada saat itu kamu mampu berpikir tentang Tuhan dalam bentuknya yang mutlak, yang mana tidak berbentuk, tidak ada lambang-lambang, keberadaannya tidak bernama, maka hal ini juga dimungkinkan terjadi.
Tahuka kamu bahwa kematian tidaklah ada. Jika saya melepaskan kemeja saya dan meletakkannya di keranjang baju, hal ini tidak berarti semua sudah mati. Tidak juga berarti saya telah mati. Kedua-duanya masih ada. Yang terjadi hanyalah mereka tidak bersama-sama. Kemeja ada di suatu tempat, saya ada di suatu tempat lain. Apa yang harus dikhawatirkan ? Apa yang harus ditakutkan ?
Selama kita takut untuk mati, kit tidak akan dilepaskan, tetapi kita akan terus dipenjara di dalam lingkaran kelahiran dan kematian yang mana sangat kita takutkan. Ini berarti seseorang yang takut untuk mati akan harus mati lagi dan mati lagi sampai dia kehilangan ketakutannya.
Setiap meditasi adalah sebuah pelatihan untuk mati. Karena saat kamu pergi sangat dalam, masuk ke dalam dirimu sendiri dan setelah itu kamu keluar dan berkata, “Saya sudah terserap. Saya tidak tahu dimana saya. Saya bahkan tidak tahu apakah saya sedang tidur atau sedang meditasi.” kamu sungguh -sungguh tidak di sana. Dalam arti kamu mati di dalam kehidupan ini. Oleh karena itu meditasi adalah latihan di dalam kematian. Dan jika kamu telah melakukan ini dengan benar, kita seharusnya menjadi tuan dari kematian, tuan atas tindakan kematian, seseorang dapat mati ketika dia menginginkannya, seseorang dapat mati ketika dia memilihnya, kembali lagi dan kembali lagi jika dia menginginkannya. Jadi kematiannya bukanlah benar-benar sebuah kematian.
“ITU yang tidak pernah terjadi, seharusnya tidak pernah ada : ITU yang hari ini harus ada dan akan pernah ada,” kata sebuah Upanishad kuno. Jiwa adalah abadi. Jiwa adalah bagian dari intisari yang suci, yang terakhir, yang nyata, yang bersifat keTuhanan.
Tuhan tidak dilahirkan, Dia tidak mati. Oleh karena itu saya tidak dilahirkan, saya tidak dapat mati. Semua yang saya lihat dan alami atas kelahiran dan kematian adalah problem saya yang dijatuhkan kepada saya dengan pengamatan saya, orang-orang dilahirkan dan orang-orang mati. Oleh karena itu saya berpikir saya dilahirkan dan saya akan mati. Kenyataannya adalah tubuh saya masuk ke dalam kehidupan dan akan berhenti. Saya ini abadi.

Satu-satunya cara untuk mengatasi kematian adalah
jatuh pada kakinya dan berkata,
“Master, bawalah saya: sebelum kematian mengambil saya,
Engkau bawalah saya.”

sumber : http://www.srcm.org/centers/as/id/MEDITASI.htm

Monday, March 26, 2012

MENGATASI BLUE SCREEN PADA LAPTOP ATAU PC


Munculnya blue screen pada windows sering terjadi karena adanya critical error pada Sistem Operasi Windows yang menyebabkan semua aplikasi yang sedang berjalan terpaksa harus dihentikan. Banyak hal yang dapat menimbulkan bluescreen bisa muncul, kurang lebih seperti adanya kerusakan pada RAM, ketidak cocokan driver yang diinstal dengan hardware, dan banyak yang lainnya. Berikut ini beberapa yang dapat dilakukan jika bluescreen muncul.



Tips cara Memperbaiki Blue Screen Of Death pada Komputer :

1. Periksa Kondisi Komputer Secara Umum
Sebelum melakukan troubleshooting lebih lanjut, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa kondisi komputer secara umum, diantaranya adalah :
Periksa kebersihan didalam Casing CPU. Bersihkan debu dan kotoran lainnya bisa denga kuas dan vacuum cleaner, bila perlu siapkan electrical contact cleaner untuk membersihkan Motherboard.
Periksa kondisi suhu tiap-tiap komponen seperti Power Supply ( pastikan fan berputar secara normal), VGA Card dan Heatsink Processor.
Pastikan berbagai komponen (seperti RAM, VGA Card, konektor IDE / SATA, konektor Power Supply, dll) sudah terpasang dengan benar, untuk memastikannya bisa dengan mencabut dan memasangnya kembali.
Bila Anda baru saja memasang komponen hardware baru (misal VGA Card), cabut aja dulu dan coba jalankan komputer kali aja peyebab BlueScreen dari kompone tersebut.
2. Gunakan Mode “Safe Mode “
Langkah selanjutnya adalah menjalankan Windows dalam Mode “Safe Mode” yang merupakan salah satu pilihan pada menu Advance Boot Option Windows XP, yaitu dengan menekan berulang-ulang tombol F8 pada saat sistem akan melakukan startup. Setelah Windows berhasil masuk ke Safe Mode, lakukan beberapa troubleshooting berikut:
Bersihkan hardisk dari antivirus, mallware & spyware dengan cara menjalankan program virus scanner , misalnya Norman Anti Mallware.
Uninstall Driver yang bermasalah, caranya dengan masuk ke jendela Computer Management klik Device Manager dan carilah komponen yang ada tanda serunya, atau driver komponen yang baru saja diinstall atau diupdate.
Bila perlu uninstall dulu program antivirus yang terpasang, bila kondisi kondisi komputer sudah normal bisa diinstall lagi dan pastikan database engine-ya selalu up to date.
Kita juga bisa menggunakan utility “System Restore” untuk mengembalikan setingan computer ke kondisi sebelumnya. Caranya klik Start, All Program , Accessories, System Tools, System Restore.
3. Periksa Kondisi Hardisk
Kondisi hardisk yang bad juga bisa mengakibatkan terjadinya BlueScreen, oleh karena itu periksa kondisi hardisk dengan menjalankan perintah CHKDSK. Jalankan juga program Defragmentasi Hardisk untuk memastikan hardisk bekerja secara optimal.
4. Periksa Kondisi Memori / RAM
Periksa kondisi Memori / RAM, pastikan telah terpasang dengan benar, dan jalankan program utuk memeriksa kondisi Memori misalnya “Windows Memory Diagnostic”.
5. Repair Sistem Operasi Windows.
Adakalanya BlueScreen terjadi karena ada beberapa file Windows yang corrupt, untuk mengatasinya cara yang paling gampang adalah dengan melakukan Repair pada sistem operasi Windows kesayangan Anda tersebut.
6. Gunakanlah Tools untuk menganalisa Penyebab Terjadinya BlueScreen.
Carilah Dump File pada hardisk komputer yang mengalami BlueScreen, biasanya di C:WINDOWSMinidump lalu copy ke komputer kita dan jalankan aplikasi WhoCrashed atau BlueScreenView untuk mencari peyebab BlueScreen.
Mungkin itulah beberapa tips dari saya tentang cara memperbaiki Blue Screen Of Death pada Komputer. Dari pengalaman saya selama ini penyebab BlueScreen paling banyak adalah disebabkan karena driver hardware yang tidak cocok, program antivirus yang rusak, hardisk yang mengalami bad sector dan windows yang corrupt, bagaimana dengan Anda??

JANJI DAN IKRAR KENSI

“JANJI KENSHI“

Kami berjanji :
Akan tetap bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati atasan, tidak meremehkan bawahan,
saling mengasihi dan saling menolong.
Kami berjanji : Akan tunduk kepada Pimpinan, mengikuti latihan tanpa keraguan, sebagai insan yang murni.
Kami berjanji : Akan mengamalkan Kempo bagi masyarakat banyak, dan tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi Kemanusiaan



"IKRAR KENSHI“

Kami Putra Indonesia : Pencinta Tanah Air, bertekad mempertinggi martabat bangsa.
Kami Putra Indonesia : Pembela kebenaran dan keadilan, berperikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara, diatas kepentingan pribadi.
Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi Kemanusiaan.

SEJARAH SENI BELADIRI KEMPO

S

horinji Kempo ditemukan di Jepang pada tahun 1947 oleh Doshin So. Tetapi awal mula sejarahnya dapat di pastikan bermula dari India sekitar 5000 tahun yang lalu, dimana tehnik beladir fisik berkembang dan menyebar bersama ajaran Budha yang saat itu masuk ke daratan Cina, dan mengakar di Biara Shaolin.
Tehnik Kempo mulai dipelajari dan dipakai oleh para pendeta di Shaolin untuk melatih tehnik beladiri dan juga dipakai untuk melatih mereka secara spiritual.
Ketakutan akan para pendeta Shaolin yang mahir dalam beladiri/berkelahi, maka pada masa itu kerajaan Cina menghancurkan Biara Shaolin. Tetapi Kempo hidup dan berkembang di sebagian masyarakat secara rahasia, dimana tehnik Kempo dipakai untuk melawan segala jenis kejahatan. Pada masa itulah tumbuh dan berkembang beberapa jenis aliran beladiri yang berasal dari Kempo.
Sebelum Perang Dunia II, penemu Kempo, Doshin So tinggal di Cina. beliau berkesempatan berlatih dari beberapa aliran Kempo yang sudah berkembang. Doshin So dipaksa untuk pulang ke Jepang pada saat Rusia memulai invansinya ke Mansuria. Pengalaman saat Rusia menduduki Cina, menimbulkan inspirasi Doshin So untuk mendedikasikan dirinya untuk membina orang-orang yang mempunyai inginan untuk berbhakti kepada masyarakat dan lingkungannya. Doshin So memakai prinsip -
prinsip ajaran Budha pada awalnya. Sementara ajarannya terus berkembang, Doshin So sadar bahwa dengan kata-kata saja tidaklah cukup. Oleh sebab itu beliau mulai mendirikan Dojo yang dipakai sebagai tempat untuk berlatih dan meningkatkan seni bela diri yang beliau pelajari selama ini dan menyatukannya kedalam system yang dikembangkannya sendiri. Dimana dalam hal ini beliau menyatukan/mengkombinasikan antara tehnik fisik dan filosofi beliau (Kongo Zen), maka lahirlah seni bela diri Shorinji Kempo.
Shorinji Kempo berpusat di kota Tadotsu, kota dimana Doshin So mulai mengajarkan Shorinji Kempo. Saat ini tidak kurang dari 1.5 juta anggotanya tersebar diseluruh dunia, yang tergabung dalam WSKO (World Shorinji Kempo Organisation).



Di Indonesia Kempo mulai dikenal pada tahun 1966, dimana pada saat itu tiga orang pemuda Indonesia baru kembali dari menimba ilmu di Jepang. Ketiga pemuda itu adalah Ginanjar Kartasasmita, Indra Kartasasmita dan Uthin Syahraz (alm.) Kemudian ketiga pemuda ini mendirikan organisasi yang diberi nama PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia) sebagai wadah perkumpulan seni beladiri Kempo secara nasional.
Tepatnya PERKEMI berdiri pada 2 Pebruari, 1966 dan pada tahu 1970 PERKEMI mendapat pengakuan dari KONI (Komite Olah raga Nasional Indonesia), dan juga sudah mendapat pengakuan dari WSKO (World Shorinji Kempo Organisation)
Saat ini PERKEMI sudah mempunyai cabang di 26 propinsi di seluruh Indonesia.

Sunday, March 25, 2012

ASAL USUL SUKU DAYAK

Dayak merupakan sebutan bagi penduduk asli pulau Kalimantan. Pulau kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang mengatur wilayahnya masing-masing terdiri dari: Kalimantan Timur ibu kotanya Samarinda, Kalimantan Selatan dengan ibu kotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah ibu kotanya Palangka Raya, dan Kalimantan Barat ibu kotanya Pontianak.
Kelompok Suku Dayak, terbagi lagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.

Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan. Kuatnya arus urbanisasi yang membawa pengaruh dari luar,seperti melayu menyebabkan mereka menyingkir semakin jauh ke pedalaman dan perbukitan di seluruh daerah Kalimantan.

Mereka menyebut dirinya dengan kelompok yang berasal dari suatu daerah berdasarkan nama sungai, nama pahlawan, nama alam dan sebagainya. Misalnya suku Iban asal katanya dari ivan (dalam bahasa kayan, ivan = pengembara) demikian juga menurut sumber yang lainnya bahwa mereka menyebut dirinya dengan nama suku Batang Lupar, karena berasal dari sungai Batang Lupar, daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia. Suku Mualang, diambil dari nama seorang tokoh yang disegani (Manok Sabung/algojo) di Tampun Juah dan nama tersebut diabadikan menjadi sebuah nama anak sungai Ketungau di daerah Kabupaten Sintang (karena suatu peristiwa) dan kemudian dijadikan nama suku Dayak Mualang. Dayak Bukit (Kanayatn/Ahe) berasal dari Bukit/gunung Bawang. Demikian juga asal usul Dayak Kayan, Kantuk, Tamambaloh, Kenyah, Benuag, Ngaju dan lain-lain, yang mempunyai latar belakang sejarah sendiri-sendiri.

Namun ada juga suku Dayak yang tidak mengetahui lagi asal usul nama sukunya. Nama "Dayak" atau "Daya" adalah nama eksonim (nama yang bukan diberikan oleh mayarakat itu sendiri) dan bukan nama endonim (nama yang diberikan oleh masyarakat itu sendiri). Kata Dayak berasal dari kata Daya" yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat khususnya, (walaupun kini banyak masyarakat Dayak yang telah bermukim di kota kabupaten dan propinsi) yang mempunyai kemiripan adat istiadat dan budaya dan masih memegang teguh tradisinya.

Kalimantan Tengah mempunyai problem etnisitas yang sangat berbeda di banding Kalimantan Barat. Mayoritas ethnis yang mendiami Kalimantan Tengah adalah ethnis Dayak, yang terbesar suku Dayak Ngaju, Ot Danum, Maanyan, Dusun, dsb. Sedangkan agama yang mereka anut sangat variatif. Dayak yang beragama Islam di Kalimantan Tengah, tetap mempertahankan ethnisnya Dayak, demikian juga bagi Dayak yang masuk agama Kristen. Agama asli suku Dayak di Kalimantan Tengah adalah Kaharingan, yang merupakan agama asli yang lahir dari budaya setempat sebelum bangsa Indonesia mengenal agama pertama yakni Hindu. Karena Hindu telah meyebar luas di dunia terutama Indonesia dan lebih dikenal luas, jika dibandingkan dengan agama suku Dayak, maka Agama Kaharingan dikategorikan ke cabang agama Hindu.

Propinsi Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses alkurturasi cultural atau perpindahan suatu culture religius bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan dua suku terbesar di Kalimantan Barat yaitu Dayak,Melayu dan Tiongkok. Pada mulanya Bangsa Dayak mendiami pesisir Kalimantan Barat, hidup dengan tradisi dan budayanya masing-masing, kemudian datanglah pedagang dari gujarab beragama Islam (Arab Melayu) dengan tujuan jual-beli barang-barang dari dan kepada masyarakat Dayak, kemudian karena seringnya mereka berinteraksi, bolak-balik mengambil dan mengantar barang-barang dagangan dari dan ke Selat Malaka (merupakan sentral dagang di masa lalu), menyebabkan mereka berkeinginan menetap di daerah baru yang mempunyai potensi dagang yang besar bagi keuntungan mereka.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Dayak ketika bersentuhan dengan pendatang yang membawa pengetahuan baru yang asing ke daerahnya. Karena sering terjadinya proses transaksi jual beli barang kebutuhan, dan interaksi cultural, menyebabkan pesisir Kalimantan Barat menjadi ramai, di kunjungi masyarakat lokal (Dayak) dan pedagang Arab Melayu dari Selat Malaka. Di masa itu system religi masyarakat Dayak mulai terpengaruh dan dipengaruhi oleh para pedagang Melayu yang telah mengenal pengetahuan, pendidikan dan agama Islam dari luar Kalimantan. Karena hubungan yang harmonis terjalin baik, maka masyarakat lokal atau Dayak, ada yang menaruh simpati kepada pedagang Gujarat tersebut yang lambat laun terpengaruh, maka agama Islam diterima dan dikenal pada tahun 1550 M di Kerajaan Tanjung Pura pada penerintahan Giri Kusuma yang merupakan kerajan melayu dan lambat laun mulai menyebar di Kalimantan Barat.

masyarakat Dayak masih memegang teguh kepercayaan dinamismenya, mereka percaya setiap tempat-tempat tertentu ada penguasanya, yang mereka sebut: Jubata, Petara, Ala Taala, Penompa dan lain-lain, untuk sebutan Tuhan yang tertinggi, kemudian mereka masih mempunyai penguasa lain dibawah kekuasaan Tuhan tertingginya: misalnya: Puyang Gana ( Dayak mualang) adalah penguasa tanah , Raja Juata (penguasa Air), Kama"Baba (penguasa Darat),Jobata,Apet Kuyan'gh(Dayak Mali) dan lain-lain. Bagi mereka yang masih memegang teguh kepercayaan dinamisme nya dan budaya aslinya nya, mereka memisahkan diri masuk semakin jauh kepedalaman.

adapun segelintir masyarakat Dayak yang telah masuk agama Islam oleh karena perkawinan lebih banyak meniru gaya hidup pendatang yang dianggap telah mempunyai peradaban maju karena banyak berhubungan dengan dunia luar. (Dan sesuai perkembangannya maka masuklah para misionaris dan misi kristiani/nasrani ke pedalaman). Pada umumnya masyarakat Dayak yang pindah agama Islam di Kalimantan Barat dianggap oleh suku dayak sama dengan suku melayu. Suku Dayak yang masih asli (memegang teguh kepercayaan nenek moyang) di masa lalu, hingga mereka berusaha menguatkan perbedaan, suku dayak yang masuk Islam(karena Perkawinan dengan suku Melayu) memperlihatkan diri sebagai suku melayu.banyak yang lupa akan identitas sebagai suku dayak mulai dari agama barunya dan aturan keterikatan dengan adat istiadatnya. Setelah penduduk pendatang di pesisir berasimilasi dengan suku Dayak yang pindah(lewat perkawinan dengan suku melayu) ke Agama Islam,agama islam lebih identik dengan suku melayu dan agama kristiani atau kepercayaan dinamisme lebih identik dengan suku Dayak.sejalan terjadinya urbanisasi ke kalimantan, menyebabkan pesisir Kalimantan Barat menjadi ramai, karena semakin banyak di kunjungi pendatang baik local maupun nusantara lainnya.

Untuk mengatur daerah tersebut maka tokoh orang melayu yang di percayakan masyarakat setempat diangkat menjadi pemimpin atau diberi gelar Penembahan (istilah yang dibawa pendatang untuk menyebut raja kecil ) penembahan ini hidup mandiri dalam suatu wilayah kekuasaannya berdasarkan komposisi agama yang dianut sekitar pusat pemerintahannya, dan cenderung mempertahankan wilayah tersebut. Namun ada kalanya penembahan tersebut menyatakan tunduk terhadap kerajaan dari daerah asalnya, demi keamanan ataupun perluasan kekuasaan.

Masyarakat Dayak yang pindah ke agama Islam ataupun yang telah menikah dengan pendatang Melayu disebut dengan Senganan, atau masuk senganan/masuk Laut, dan kini mereka mengklaim dirinya dengan sebutan Melayu. Mereka mengangkat salah satu tokoh yang mereka segani baik dari ethnisnya maupun pendatang yang seagama dan mempunyai karismatik di kalangannya, sebagai pemimpin kampungnya atau pemimpin wilayah yang mereka segani.

Sumber: id.wikipedia.org