Thursday, March 29, 2012

MACAN



MACAT’N.....sebagian daerah menyebutnya dengan nama Remaung, Kung dan masih banyak lagi namanya.
Suara yang menakutkan itu sekarang tidak pernah lagi terdengar di kampung kampung, mungkin sudah hilang bersama lenyapnya pohon pohon besar dan mulai tercemarnya sungai sungai di daerah ini...
Tahun 1982 saat itu saya masih berumur 6 tahun, ingat ingat lupa waktu pertama pindah dari kampung lama di aliran sungai Semong ( Kampung Semaong ) ke Ensalang, waktu itu Rumah di Ensalang masih sangat sedikit dan berjauhan tempat, suatu malam dirumah kami yang “Baru” hanya ada saya adik saya yang dua tahun lebih muda dari saya dan Ibu tercinta,... hujan lebat bukan main, saat itu Ayah saya pergi ke sanggau untuk mengikuti pelatihan dengan mengengkol sepeda, tidak jauh sekitar 100 meter dari Rumah kami suara KUNG KUNG KUNG sangat keras terdengar bahkan lebih tepat disebut menakutkan, suara itu berasal dari sebuah pohon tengkawang yang sangat besar, adik ku menangis terus waktu itu, saya menolong ibu untuk menahan pintu rumah kami yang pada saat itu hanya di tutup dengan sehelai tikar “ NASS” ( tikar yang dianyam dari daun ), aku akirnya juga ikut menangis setelah ku sadar bahwa ibuku pada saat itu juga menangis,... dengan penuh tanggung jawab ibu ku menghidupkan api menggunakan kayu bakar,... setelah menyala beliau melemparkan nya keluar rumah ke arah suara itu,....
Suara mahluk mistis itu tidak kunjung berhenti, malah dinding rumah kami mendapat lemparan balasan “ mungkin dari Mahluk tersebut”.... akirnya entah mendapat keberanian dari mana ibuku mengambil lagi sebatang kayu bakar yang masih menyala “ LUTAN” . jika tadi ibu hanya melemparkannya dari jendela,... kali ini beliau turun ke tanah dan dengan “ BEMPATAO” Berdoa... beliau melemparkan kembali lutan api tersebut ke arah pohon tengkawang tersebut,.... dan mungkin berkat dari PETARA..... meski hujan terus mengguyur, Mahluk mistis itu tidak lagi berbunyi.....
Ibuku sering bercerita, meskipun harus ku pancing dulu, karena menurut beliau dia tidak mau mengingat hal apapun yang berkaitan dengan “Misteri”.... menurutku Ibu ku mungkin Trauma, namun begitu banyak kisah yang beliau tuturkan, bahkan tentang Penunggu Jembatan Semaong.. dan yang paling berkesan bagiku adalah kisah beliau tentang aku yang terlahir seperti Buah Kundur, tidak bernafas sekitar 10 menit... dan tentang lampu strongkeng yang mendadak padam seperti disiram air waktu pulang dari kampung ensalang ke semaong ( waktu itu kami masih tinggal di semaong) tepatnya di “Tongah Tinting”
Kembali kepada Macan, setelah SMA kami masih sering mendengar suara misterius itu, bahkan beberapa orang Tua pergi ke hutan mereka membawa Pohon Bemban.. seorang Bibi yang sekarang telah meninggal pernah demam 1 minggu karena mendengar suara tersebut tepat diatas kepala nya saat memungut buah tengkawang, beliau mengatakan saat berbunyi tanah terasa bergetar... dan setelah di panggil semangat barulah bibi sembuh....
Entah seperti apa sesungguhnya mahluk tersebut Biarlah tetap menjadi Misteri yang Abadi, yang jelas suara itu tidak lagi terdengar sejak Menipisnya Hutan

No comments:

Post a Comment